Misteri Pangeran Kepiting Emas Bag.1

By Vanda Parengkuan, Minggu, 13 Mei 2018 | 04:00 WIB
Misteri Kepiting Emas (Vanda Parengkuan)

Di rumah, Kepiting Emas berkata pada Pak Varka,

“Sekarang, bawalah tongkat emas ini ke gunung batu di ujung sungai. Ketuklah gunung itu, maka akan keluar seorang kerdil berkulit ungu. Dia akan bertanya, apa yang kau inginkan. Katakan padanya, ‘Tuanmu, Sang Pangeran, mengutus aku untuk menyuruhmu mengirimkan jubah emasnya dan sehelai gaun emas. Jangan lupa, bantal emasnya!’

Pak Varka segera pergi melakukan tugasnya. Ia lalu pulang membawa jubah emas, gaun emas, dan bantal emas.

Pada hari pernikahannya, Kepiting Emas memakai jubah emasnya, lalu merayap naik ke atas bantal emas. Kepiting Emas kemudian meminta Pak Varka membawanya ke kastil. Di sana, Kepiting Emas mempersembahkan gaun emas untuk Putri Aleka.

Pesta pernikahan berlangsung sangat megah.

Usai pesta, Kepiting Emas dan Putri Aleka kini tinggal berdua saja. Pada saat itu, Kepiting Emas menceritakan pada Putri, siapa dirinya yang sebenarnya.

“Aku adalah Pangeran Adonis, putera raja dari kerajaan yang terbesar di dunia. Tapi aku kena sihir, sehingga menjadi kepiting pada siang hari, dan manusia pada malam hari. Dan aku juga bisa mengubah diriku menjadi elang, kapan pun aku ingin,” kata Kepiting Emas.

Ia lalu mengguncang dirinya sendiri. Dan beberapa saat kemudian, ia berubah menjadi Pangeran Adonis yang sangat tampan. Putri Aleka sangat terpesona.

“Ini adalah rahasia kita berdua. Kalau sampai ada yang tahu aku ini Pangeran Adonis, sihir pada diriku akan bertambah. Aku akan kehilangan ingatan dan melupakan kamu,” pesan Pangeran Adonis lagi.

Putri Aleka berjanji akan merahasiakan hal itu. Pagi hari pun tiba. Pangeran Adonis kembali menjadi kepiting bercangkang emas.

Hal ini terjadi setiap hari. Putri Aleka semakin menyayangi suaminya. Penghuni istana heran melihat kekompakan putri dan Kepiting Emas. Namun mereka tidak tahu rahasia sang pangeran.

Setahun pun berlalu. Suatu hari, Pangeran Adonis berubah menjadi elang. Ia berpamitan pada istrinya untuk menengok saudara-saudaranya.