Jon Si Pemberani

By Sylvana Toemon, Senin, 14 Mei 2018 | 02:00 WIB
Jon si pemberani (Sylvana Toemon)

Akhirnya pagi pun datang. Pelayan tua itu bangun, lalu melihat wajah Jon yang lusuh itu dengan heran.

“Bapak tidak tidur semalaman?” tanyanya.

Jon menggeleng. Kini ia tidak berani lagi menyombongkan keberaniannya.

“Semalam saya mendengar langkah mondar-mandir di depan kamar ini. Rupanya benar cerita orang-orang itu bahwa di rumah ini ada hantunya.”

Pelayan tua itu tersenyum. “Itu bukan langkah hantu, tetapi langkah kambing. Saya lupa memasukkan kambing saya ke kandangnya semalam,” kata pelayan itu. Kemudian ia membuka pintu.

Benar, di depan pintu banyak kotoran kambing.

“Tetapi saya juga  melihat sesosok wajah di dalam lemari di kamar utama,” kata Jon lagi.

Kembali si pelayan tersenyum. Diajaknya jon ke kamar itu, lalu dibukanya pintu lemari. Ternyata di balik pintu itu ada lukisan wajah orang laki-laki yang sedang tersenyum.

“lni lukisan potret majikan saya,” kata si pelayan. “Mungkin karena suasana di dalam kamar" ini remang-remang, Bapak tidak melihat kalau ini cuma lukisan.”

Jon menjadi malu. Ia tidak berani lagi menepuk dada mengatakan bahwa dialah Jon si pemberani.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Kemala P.