AIkisah di Bali, seorang anak muda hidup seorang diri di gubuk kecil di pinggiran hutan. I Sadia, nama anak muda tersebut, mencari nafkah dengan mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar.
Suatu hari ketika I Sadia sedang asyik mengumpulkan kayu bakar, terdengar auman keras harimau. I Sadia terpana sejenak. Haruskah ia meninggalkan hutan sementara kayu bakar yang terkumpul baru sedikit?
"Jangan takut, Manusia, mendekatlah kemari!" Harimau memanggil sembari mengaum lebih keras lagi untuk menunjukkan tempatnya berada.
I Sadia berjalan ke arah suara itu, menyibak semak-semak yang menghalangi, dan ia lihat seekor harimau di dalam sebuah jebakan.
"Mengapa kamu di situ?" tanya I Sadia keheranan.
"Aku di sini karena kebodohanku," jawab Harimau.
"Kupikir manusia berbaik hati menyediakan makanan untukku di dalam kotak ini. Ternyata manusia menjebakku. Begitu aku masuk, pintu ini langsung tertutup. Tolong keluarkan aku, Manusia. Aku berjanji tidak akan memangsamu."
I Sadia kasihan melihat nasib Harimau. Ia dengan senang hati membuka jebakan itu. Harimau melompat keluar serta mengaum dengan kerasnya. Ia berseru jumawa, "Tak kusangka manusia lebih tolol daripada aku! Sekarang bersiaplah menjadi santapanku. Sudah beberapa hari ini aku kelaparan di dalam jebakan."
I Sadia sungguh terkejut. Ia mendamprat, "Harimau licik, begitu balasanmu padaku. Tidak bisakah kau berterima kasih!"
Tukas Harimau, "Manusia saja tidak bisa membalas budi, apalagi aku, bangsa binatang!"
"Budi manusia tak serendah kamu!" hardik I Sadia.
"Kuberi kau kesempatan untuk mengetahui tingkah polah bangsamu sebelum kau menjadi santapanku," geram Harimau.