Monster Naga dari Utara (Bag.1)

By Vanda Parengkuan, Selasa, 1 Mei 2018 | 04:00 WIB
Monster Naga dari Utara (Vanda Parengkuan)

Leopold sangat gembira menerima tawaran penyihir Tarkus Yang Bijak.

“Aku sekarang tidak dapat menawarkan hadiah atas kebaikan Anda, tetapi  andai saya berhasil, saya akan balas kebaikan budi Anda,” janjinya.

Kemudian, orang tua yang pintar itu menggodok ramuan ajaib dari sembilan jenis tumbuhan yang ia kumpulkan sendiri di bawah sinar rembulan. Ia memberikan Leopold  sembilan sendok makan ramuan setiap hari, selama tiga hari. Dan pada hari yang ketiga, Leopold tiba-tiba bisa mengerti bahasa burung.

Saat berpisah, Tarkus Yang Bijak berkata kepadanya. “Jika kau menemukan cincin Raja Salomo itu, kembalilah kepada saya, agar saya bisa menjelaskan arti ukiran rahasia di cincin itu. Tidak ada orang lain di dunia ini yang dapat melakukan ini.” Leopold berjanji akan kembali. Ia lalu melanjutkan perjalanannya.

Sejak saat itu, Leopold  tidak pernah merasa kesepian di perjalanan. Itu karena ia mengerti bahasa burung. Ia belajar banyak hal yang tak pernah diajarkan oleh manusia.

Waktu pun berlalu… Leopold tidak mendengar kabar apa-apa tentang cincin Raja Salomo. Tak ada burung yang membicarakan cincin itu.

Suatu sore, ia merasa kepanasan dan kelelahan saat berjalan kaki. Leopold duduk beristirahat di bawah pohon di hutan. Ia mengeluarkan makan malamnya sambil melihat dua ekor burung di puncak pohon. Kedua burung itu bercakap-cakap gembira,

“Aku tahu, pemuda yang duduk di bawah pohon itu datang dari tempat yang jauh. Menurut kabar, dia telah mencari cincin Raja Salomo yang hilang. Sayang, ia belum menemukannya!”

Burung yang satunya menjawab,

“Dia harus mencari pertolongan dari gadis penyihir bernama Magia. Gadis itu mungkin tahu siapa yang memiliki cincin itu.”

"Tapi, di mana dia bisa menemukan gadis penyihir itu?" kata burung pertama.

“Magia tidak pernah tinggal menetap. Dia selalu berpindah-pindah, sebentar di sani, sebentar di sana,” jawab burung kedua. “Saya tidak tahu dimana dia sekarang. Tapi saya tahu, setiap bulan purnama di musim semi, Magia selalu mencuci wajahnya. Mungkin supaya wajahnya tidak berkerut dan menjadi tua.”