Tahukah Kamu, Jakarta Sudah 13 Kali Berganti Nama?

By Sigit Wahyu, Selasa, 17 Oktober 2017 | 10:15 WIB
Museum Fatahilah di Kota Tua Jakarta (Sigit Wahyu)

Jakarta, ibukota negara kita ini dulunya adalah sebuah kota pelabuhan di daerah muara Sungai Ciliwung. Sejak menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 hingga sekarang, Jakarta sudah 13 kali berganti nama.

1. Sunda Kelapa

Pada abad ke-14, ketika menjadi daerah kekuasaan Pakuan Pajajaran yang berpusat di Bogor, kota pelabuhan ini oleh bangsa Eropa dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa. Pada 21 Agustus 1522, bangsa Portugis menjalin perjanjian dengan Kerajaan Pakuan Pajajaran untuk membangun perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng.

2. Jayakarta

Perjanjian persahabatan antara Kerajaan Pakuan Pajajaran dan Portugis membuat Kesultanan Demak serta Kesultanan Cirebon tersinggung. Maka pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah menyerbu Portugis untuk menguasai Sunda Kelapa. Persitiwa  22 Juni inilah yang kini dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Oleh Fatahillah, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang berarti kota kejayaan.

3. Stad Batavia

Ketika hampir mendekati seratus tahun di bawah kekuasan Kesultanan Banten, pada 30 Mei 1619  Jayakarta ditaklukkan oleh Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen. Kota Jayakarta dibumihanguskan dan di atas puing-puing kota Jayakarta didirikan sebuah kota baru bernama Batavia. Lalu pada 4 Maret 1621 oleh Belanda dibentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia (kota Batavia).

4. Gemeente Batavia

Pada 1 April 1905 pemerintah kolonial Belanda mengubah nama Stad Batavia menjadi Gemeente Batavia (kotamadya Batavia).

5. Stad Gemeente Batavia

Pada 8 Januari 1935 pemerintah kolonial Belanda mengubahnya lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.

6. Jakarta Toko Betsu Shi