10 Kisah Unik Saat Gerhana Tiba

By Sigit Wahyu, Rabu, 1 November 2017 | 07:14 WIB
Suasana terasa mencekam saat gerhana tiba. (Sigit Wahyu)

Terjadinya gerhana telah melahirkan kisah-kisah unik yang asyik untuk dibaca dan dinikmati. Meskipun kisahnya tidak masuk akal, kita tidak perlu serius menanggapinya. Berikut ini 10 kisah unik di suatu daerah yang berhubungan dengan gerhana.

1. Membuang Makanan

Di suatu daerah yang penduduknya memegang teguh kepercayaan tertentu, terjadinya gerhana merupakan pertanda buruk karena pada saat itu para dewa sedang marah dengan menebarkan racun kejahatan. Oleh sebab itu, pada saat gerhana orang akan membersihkan rumah dan membuang semua makanan yang  ada. Kalau makan tersebut tidak dibuang, maka akan terkena racun sehingga orang yang menyantapnya akan memiliki perangai jahat.

2. Anak Diangkat Kepalanya

Di suatu daerah di Jawa Timur, pada saat gerhana penduduk mengajak anaknya yang masih kecil keluar rumah. Sesampai di luar, kepala sang anak dipegang kuat-kuat dan diangkat tinggi-tinggi agar anak tersebut cepat tinggi. Kenapa hal itu dilakukan pada saat gerhana?  Konon, pada saat gerhana  kondisi Matahari atau Bulan sedang sakit, sehingga mereka tidak tahu. Kalau mengangkat kepala anak pada hari biasa, Matahari dan Bulan bisa marah, dan kepala  si anak bisa dimakan.

3. Bergelantungan di Pintu

Untuk membuat anak cepat tinggi, di suatu daerah para orangtua menyuruh anaknya yang masih kecil bergelantungan di kusen pintu. Hm, kenapa hal itu dilakukan pada saat gerhana? Katanya sih mumpung Matahari atau Bulan sedang sakit, sehingga mereka tidak tahu kalau pintu yang biasa mereka lalui untuk mengantarkan cahaya ke dalam rumah sedang digunakan oleh anak-anak. 

4. Pohon Dipukul-pukul

Di suatu daerah pada saat gerhana petani keluar rumah untuk memukuli pohon-pohon yang ada. Hm, kenapa ya pohon-pohon tersebut dipukuli?  Katanya sih untuk membangunkan pepohonan agar tidak mati karena terjadi gerhana.  Selain itu dengan memukul-mukul pohon diharapkan pohon tersebut akan segera berbuah.

5. Kelapa Kopyor

Masih tentang memukul-mukul pohon saat terjadi gerhana. Di suatu daerah orang memukul-mukul pohon kelapa dengan harapan menghasilkan buah kelapa kopyor.  Wow, buah kelapa kopyor kan mahal harganya untuk campuran es buah. Tetapi kenapa, ya, penduduk setempat memukul-mukul pohon kelapa? Mereka percaya pada saat gerhana, anak-anak raksasa yang tidak bisa memakan Bulan atau Matahari akan memakan buah kelapa sehingga membuat buah kelapa jadi kopyor. Dengan memukul-mukul pohon kelapa, diharapkan anak-anak raksasa itu segera pergi dan tidak menghabiskan isi buah kelapa.  

6. Menciptakan Bunyi-bunyian

Di suatu daerah, saat terjadi gerhana orang akan membuat bunyi-bunyian . Seperti memukul–mukul kentongan, memukul-mukul kaleng, menabuh beduk, memukul-mukul peralatan dapur, memukul-mukul  lesung atau alat penumbuk padi, dan lainnya.  Bunyi-bunyian yang gaduh ini konon untuk menakut-nakuti raksasa yang dipercaya sedang menelan Matahari atau Bulan sehingga mau segera melepaskannya.

7. Ibu Hamil Bersembunyi

Di suatu daerah saat terjadi gerhana, ibu hamil akan bersembunyi di kolong meja atau kolong ranjang. Mereka takut, raksasa yang sedang menelan  Matahari atau Bulan tertarik pada  kandungan ibu yang bentuknya seperti bulan.

8. Pita Merah

Masih berhubungan dengan ibu hamil. Di suatu daerah orang percaya bahwa gerhana bisa meninggalkan tanda lahir pada bayi dalam kandungan. Untuk menakut-nakuti kekuatan jahat yang ditebarkan oleh raksasa pada saat gerhana, ibu-ibu hamil mengenakan pita merah atau hal-hal serba merah. 

9. Membunyikan Petasan

Di suatu daerah pada saat gerhana orang menembakkan petasan ke udara. Tujuannya untuk mengusir naga  yang sedang asyik menelam Matahari atau Bulan. Pada zaman dahulu, bukan hanya petasan yang dibunyikan, t etapi kadang juga dengan tembakan meriam yang diarahkan ke arah gerhana. 

10. Menutup Sumur

Di suatu daerah pada saat gerhana orang sibuk menutup sumur. Tujuannya  agar air dalam sumur tidak terkena racun yang sedang disebarkan oleh para dewa. Masyarakat setempat percaya bahwa gerhana terjadi karena dewa sedang marah sehingga sifat amarahnya menyebar ke seluruh dunia. 

Sumber foto: Creative Commons