Banda Neira, Pulau Kecil yang Menyimpan Banyak Sejarah Penjajahan Indonesia

By Yomi Hanna, Rabu, 22 November 2017 | 06:34 WIB
Ilustrasi pulau kecil Banda Neira (Hanna Vivaldi)

Indonesia adalah negara yang pernah dijajah oleh bangsa Eropa karena kekayaan rempah-rempah yang dimilikinya. Sekian lama dijajah, cukup banyak bangunan bersejarah peninggalan bangsa Eropa yang masih kokoh. Salah satunya bisa kita lihat di Banda Neira, yaitu Pulau kecil di tengah lautan Banda. Peninggalan sejarah apa saja, ya, yang terjadi di tempat ini?

Istana Mini Tempat Tinggal Gubernur Jenderal Pertama

Banda Neira merupakan salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Pulau kecil ini menyimpan banyak cerita sejarah penjajahan bangsa Eropa.

Dulu, sebelum Belanda menguasai kota Batavia atau Jakarta, Belanda terlebih dulu menguasai Banda Neira. Ini karena Banda Neira kaya akan pala, rempah termahal di pasar Eropa di masa itu. Ini dibuktikan dengan adanya Istana Mini, yang dulunya merupakan tempat tinggal Joen Pieterszoen Coen, gubernur jenderal pertama Indonesia. Istana ini disebut dengan Istana Mini karena ukuran bangunannya yang cukup kecil. Konon Istana Mini ini dibangun oleh Belanda, yaitu setahun sebelum dibangunnya Istana Merdeka atau Gedung Putih di Bogor.

Monumen Parigi Rante

Selain itu, bukti lain dari kisah penjajahan Bangsa Eropa di pulau ini adalah adanya Monumen Parigi Rante. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa pembantaian saudagar-saudagar kaya di Banda Neira. Pembantaian yang dilakukan oleh bangsa Eropa hanya untuk merampas kekayaan rempah pala dari tangan mereka. Sisanya, dibawa ke pulau Jawa dan dijadikan budak.

Rumah Budaya

Jejak sejarah lain dapat dilihat di Rumah Budaya. Bangunan ini menyimpan semua peralatan rumah tangga yang dulunya digunakan oleh tentara VOC di Banda Neira. Suasana di dalam bangunan ini benar-benar menggambarkan kehidupan masa lalu karena barang-barang yang ada di sana masih asli.

Tempat Tinggal Pengasingan

Di pulau kecil ini juga teman-teman bisa menemukan rumah peninggalan Bung Hatta, Sutan Syahrir dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Rumah ini menjadi tempat tinggal mereka saat diasingkan ke Banda Neira. Tidak hanya itu, ada juga tempat bekas Bung Hatta mengajar anak-anak di pulau itu di masa lalu. Itulah kenapa nama Sutan Syahrir dan Bung Hata dijadikan sebagai nama salah satu pulai di kepulauan Banda Neira.

Benteng-benteng Pertahanan Penjajah

Kita juga bisa melihat adanya benteng-benteng pertahanan bangsa Eropa di Banda Neira. Salah satunya yaitu benteng Belgica. Benteng ini dibangun oleh Portugis sebelum akhirnya digunakan oleh bangsa Belanda. Benteng Belgica digunakan sebagai tempat untuk memantau kedatangan musuh.

Namun, ketika pasukan VOC datang dan menguasai Banda Neira, benteng ini pun diperbarui dan berubah fungsi menjadi tempat untuk memantau lalu lintas kapal dagang di perairan pulau Banda Neira. Benteng-benteng lainnya yang digunakan sebagai tembok pertananan Belanda adalah Benteng Nassau, Benteng Revengie, Benteng Hollandia, dan Benteng Concordia.

Nah, jika ingin melakukan perjalanan wisata sejarah, teman-teman boleh mengunjungi Banda Neira untuk menyaksikan sejarah perjalanan penjajahan di Indonesia di masa dulu. Pasti seru!