Misteri Hyena dan Senecoza (Bag. 2)

By Vanda Parengkuan, Minggu, 20 Mei 2018 | 13:00 WIB
Misteri Hyena dan Senecoza (Vanda Parengkuan)

Steve merasakan ada benda berat dan berbulu menindih pundaknya. Taring yang tajam lalu merobek lengan Steve yang terangkat tak berdaya.

Steve terjatuh ke tanah dan berkelahi dengan sekuat tenaga dan heboh. Jaket Steve koyak menjadi seperti helai-helai pita. Dan taring makhluk itu ada di tenggorokan Steve. Di saat itu, tangan Steve sempat meraih pisau berburunya. Steve berhasil melukai makhluk berbulu itu.  

Seketika, sosok berbulu itu melesat pergi, dan menghilang di kegelapan. Steve berdiri terhuyung-huyung kesakitan. Ellen segera memapah Steve.

"Apa itu?" tanya Ellen terguncang dan takut. Ia membawa Steve ke arah benteng.

"Hyena," jawab Steve. "Aku tahu dari baunya. Tapi aku tidak pernah mendengar ada hyena yang menyerang manusia seperti itu!”   

Ellen bergidik. Di rumah peternakan, Ellen membalut luka di lengan Steve. Ia lalu berkata dengan tenang, “Steve, aku tidak akan pergi ke desa itu kalau kau tidak mengijinkan aku pergi.”

Sejak itu, Ellen tidak pernah lagi melanggar apapun yang dilarang Steve. Setelah luka di lengan Steve sembuh, mereka kembali berkuda di padang rumput di sekitar benteng.

Suatu hari, Ellen dan Steve berkuda jauh melewati padang rumput. Ellen menantang Steve untuk berpacu kuda. Kuda Ellen yang bagus, bisa melesat melewati kuda Steve, jauh di depan. Ia lalu berhenti di kejauhan dan tertawa sambil menunggu Steve.

Dia berhenti di dekat bukit dan menunjuk ke sekelompok pohon yang agak jauh.

“Aku tunggu di pohooon!” teriaknya, lalu memacu kudanya pergi.

“Elleeeen… jangaaan…” teriak Steve panik. Namun Ellen sudah jauh dan tidak mendengar suaranya.

Seketika Steve menjadi awas. Ia menyiapkan pistol di sarungnya. Lalu menarik pisaunya, dan menyembunyikannya ke dalam sepatu, sehingga benar-benar tersembunyi. Steve lalu memacu kudanya mengejar Ellen.