Suku Bajo, Penjaga Lautan

By willa widiana, Sabtu, 30 Desember 2017 | 06:32 WIB
Suku Bajo, Penjaga Lautan (willa widiana)

Bobo.id – Suku Bajo dikenal sebagai penjaga lautan. Hidupnya di atas perahu dan berpindah dari satu pulau ke pulau lain.

Penjelajah Lautan

Suku Bajo banyak tinggal di Sulawesi dan sekitarnya. Mereka tinggal di perahu dan selalu berpindah tempat.

Mereka singgah di daratan untuk mengambil air minum dan kebutuhan makanan. Juga untuk menjual ikan hasil tangkapan mereka.

Baca Juga: 4 Suku Penjelajah Asal Indonesia

Suku Bajo dikenal suka mengembara. Konon, nenek moyang suku Bajo berasal dari Johor, Malaysia. Namun, ada juga ahli yang mengatakan bahwa suku Bajo asalnya dari Filipina.

Tidak ada yang tahu secara pasti, dari mana suku Bajo berasal. Namun, yang jelas, suku Bajo suka mengembara di lautan sejak dulu.

Rumah Perahu

Dulu, suku Bajo benar-benar hidup di atas perahu. Perahu mereka menjadi rumah, sekaligus kendaraan untuk menangkap ikan. Namun, saat ini, sudah banyak Suku Bajo yang membangun rumah.

Rumah mereka sangat sederhana dan dibangun di atas tiang yang dipancangkan di laut dangkal. Jadi, mereka tetap berada dengan laut.

Baca Juga: Suku Aborigin, Penghuni Benua Afrika

Penjaga Lautan

Suku Bajo dikenal sebagai penjaga lautan. Mereka memiliki adat budaya yang sangat menghirmati laut. Misalnya, dalam aturan adat Bajo, ada larangan menangkap teripang yang berdiri.

Orang Bajo percaya, bahwa teripang yang berdiri adalah raja teripang. Padahal, menurut ilmuwan, teripang yang berdiri adalah teripang yang sedang bertelur.

Meski bertolak belakang, kepercayaan adat Suku Bajo telah membantu menjaga kelestarian teripang. Jadi, teripang yang sedang bertelur itu bisa menetaskan telurnya dengan tenang.

Tak hanya itu, Suku Bajo juga punya adat yang bernama Duata Sangal. Adat itu memerintahkan orang Bajo untuk melepaskan ikan yang jumlahnya sedang berkurang. Unik, kan?

Baca Juga: Orang Indian, Suku Asli Amerika

Ahli Lautan

Suku Bajo memiliki pengetahuan yang baik tentang lautan dan kebiasaan hidup ikan. Misalnya, mereka tahu kapan waktunya ikan bertelur.

Berkat pengetahuan itu, orang Bajo jadi tahu kapan mereka bisa menangkap ikan dan kapan waktunya membiarkan ikan berkembang biak. Dengan begitu, ikan-ikan yang ada di lautan tidak akan punah.

O iya, suku bajo memiliki semboyan “Di lao denakangKu”. Artinya, lautan adalah saudaraku.

Karena menganggap laut sebagai saudara, suku Bajo selalu menjaga laut dengan baik, sama seperti mereka menjaga saudara mereka.

Teks: Joko/Willa, Foto: Ricky Martin