Jelajah Bersejarah di Kawasan Glodok

By Putri Puspita, Jumat, 5 Januari 2018 | 07:03 WIB
Kawasan Glodok (Putri Puspita)

Bobo.id - Di kawasan Glodok ada banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi karena menyimpan sejarah yang panjang.

Ada yang unik dari sejarah dipilihnya nama Glodok. Banyak yang mengatakan bahwa nama Glodok berasal dari bunyi “glojok-glojok” yang dihasilkan oleh kicir air di sekitarnya. Lucu, ya!

Ada tempat menarik apa saja di Glodok?

Pasar Petak IX

Seperti namanya, pasar ini terletak di Jalan Petak IX. Di kawasan ini memang banyak tinggal warga keturunan Tionghoa. Biasanya, mereka tinggal di lantai atas, dan membuka usaha di lantai bawahnya.

Pasar Petak IX dibagi menjadi dua bagian, bagian kering dan bagian basah. Bagian kering di pasar ini banyak dijual berbagai benda bernuansa warna merah, seperti pakaian atau hiasan rumah.

Ada lampion-lampion yang menambah kesan kawasan pecinan. Disini juga dijual kue-kue tradisional, permen, dan camilan yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Pada bagian basah pasar ini, dijual sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan dapur lainnya. Selain itu, banyak juga berbagai makanan yang enak yang dijual disekitarnya. Ada makanan unik juga yang dijual, seperti swike atau kodok.

Nah, jika ingin kuliner makanan yang lebih lengkap, bisa berkunjung juga ke Gang Gloria, tidak jauh dari Pasar Petak IX.

Baca juga: Jajanan Pasar yang Mulai Terlupakan

Vihara Tua

Nah, ketika menyusuri Pasar Petak IX, kita akan sampai di area Jalan Kemurnian. Di jalan ini terdapat kelenteng atau vihara tertua di kawasan Jakarta, yaitu kelenteng Dharma Bakti.

Kelenteng ini didirikan pada tahun 1650 oleh Letnan Kwee Hoen. Sebelum bernama Dharma Bhakti, kelenteng ini bernama  Koan-Im Teng. Dewi utama di kelenteng ini adalah  Dewi Koan-Im (Dewi Welas Asih).

Pengunjung yang tidak beribadah diizinkan untuk masuk ke dalam kelenteng apabila ingin melihat proses ibadah yang berlangsung.

Gereja Berarsitektur Unik

Selain kelenteng, di kawasan ini juga ada gereja yang memiliki arsitektur unik. Namanya Gereja Santa Maria De Fatima.

Biasanya, kita melihat gereja yang memiliki arsitektur bergaya Eropa, tetapi gereja yang satu ini mengikuti gaya arsitektur bangunan Tionghoa.

Di sini kita bisa melihat adanya perpaduan kebudayaan di area Glodok. Kerukunan pun tetap terjaga walaupun berbeda-beda, bahkan perbedaan ini bisa menjadi keunikan dari kawasan Glodok.

Pantjoran Tea House

Tidak jauh dari area Petak IX, terdapat sebuah tempat makan bernama Pantjoran Tea House. Dulunya, tempat makan ini adalah apotek yang terkenal, bernama Apotek Chung Hwa. Di sini kita bisa menikmati berbagai macam teh, bahkan terkadang disajikan the gratis untuk dinikmati.

Baca juga: Bacang, Makanan Tradisional Orang Tionghoa

Nama Jalan

Hal unik lainnya di area ini adalah nama-nama jalan. Jika diperhatikan, nama jalanan di kawasan Glodok memiliki makna positif, seperti kemurnian, kemenangan, kebahagiaan, dan lain-lain.

Hal ini ternyata terkait dengan kepercayaan Tionghoa bahwa pemberian nama yang baik akan mendatangkan kebaikan pula.

Tertarik wisata sejarah di Glodok? Pasti seru jika pergi bersama keluarga atau teman-teman saat berlibur.