Seorang Ayah Menggendong Anaknya Sejauh 550 Km dalam Sebulan untuk Sekolah

By Iveta Rahmalia, Sabtu, 6 Januari 2018 | 11:04 WIB
Ayah terhebat di dunia, menggendong anaknya setiap hari ke sekolah. (Iveta Rahmalia)

Bobo.id - Kebanyakan dari kita mungkin berangkat dan pulang sekolah diantar menaiki kendaraan.

Namun, ayah dan anak ini tidak seberuntung kita.

Seorang ayah bernama Yu Xukang (40) ini mungkin berpenampilan sederhana, tapi cinta di hatinya begitu megah dan mewah.

Ia Bersama anaknya, Xiao Qiang (12) tinggal di Provinsi Sichuan, Tiongkok.

Tiap hari Pak Xukang menggendong anaknya dan mengantar-jemput ke sekolah

Jarak dari rumah ke sekolah adalah 7 km atau 14 km pergi-pulang. Namun rutenya menanjak, naik turun bukit. Kalau dikonversi di jalan lurus lelahnya setara berjalan 27,5 km.

Dalam sebulan, andai dihitung 20 hari waktu belajar, Pak Xukang mesti berjalan kaki 550 km untuk mengantar anaknya ke sekolah. Ini setara perjalanan darat dari Jakarta ke Solo.

Pak Xukang terpaksa menggendong anaknya karena kaki dan tangan Xiao Qiang bengkok, sehingga menyulitkan dia berjalan.

Ini membuat banyak orang prihatin, karena nama Xiao Qiang sendiri punya makna kecil dan tangguh.

Pak Xukang berjalan kaki karena tidak ada transportasi umum yang menjangkau sekolah anaknya dari rumah.

Selain itu, kawasan tempatnya bermukim juga masih terpencil, akses jalan rayanya terbatas.

Berdasarkan laporan  Hariaan Huaxi Metropolitan, Pak Xukang sebenarnya ingin menyekolahkan anaknya di dekat rumah.

Sayang tidak ada sekolah di dekat rumah yang mau menampung anak berkebutuhan khusus.

Terpaksa, Pak Xukang menyekolahkan anaknya ke Fengxi Elementary School, yang berjarak 7 km.

Dalam sehari, pulang pergi Pak Xukang berjalan 6 jam. Tidak pernah terlambat sekalipun di sekolah. Namun Xukang mesti berganti sepatu tiga kali dalam enam bulan karena jebol.

Untunglah, akhirnya Pak Xukang mendapat pekerjaan di dekat sekolah anaknya. Sehinga saat pulang kerja dia bisa menjemput anaknya.

Hal yang membuat banyak orang kagum adalah, setelah melalui perjalanan menggendong anak naik turun bukit, Pak Xukang masih bekerja di ladang yang menuntut kekuatan fisik besar.

Bisa dibayangkan betapa lelahnya Pak Xukang saat pulang ke rumah.

Meski punya keterbatasan fisik, otak Xiao Qiang cukup cerdas.

Namun Pak Xukang tak pernah mengeluh. Sebab dia melakukannya demi orang yang paling dikasihinya di muka Bumi.

Bukankah wujud sejati dari cinta itu adalah pengorbanan?