Bobo.id – Teman-teman sudah mencoba naik kereta bandara Soekarno-Hatta? Hari Jumat kemarin, Bobo sudah mencoba naik kereta itu. Rasanya seru sekali, lo! Nah, ini dia fakta-fakta tentang kereta ini.
Kereta Railink
Teknologi kereta bandara ini berasal dari salah satu perusahaan besar di Swedia, bernama Bombardier.
Namun begitu, kereta ini merupakan produk dalam negeri, lo, tepatnya diproduksi oleh PT INKA atau PT Industri Kereta Api.
Setelah diproduksi di Indonesia, kereta bandara ini dioperasikan oleh PT Railink.
Kereta ini bergerak menggunakan tenaga listrik, seperti KRL.
Hebatnya, kalau listrik mati atau mengalami gangguan, kereta ini tetap bisa berjalan karena ada genset.
Fasilitas
Fasilitas di dalam kereta yang terdiri dari 6 gerbong ini canggih, lo.
Tangan kursi bisa dinaikturunkan. Ada juga tombol untuk menaikturunkan sandaran kursi.
Kursinya juga empuk dan nyaman, terdiri dari 4 kursi di setiap barisnya, 2 di kanan dan 2 di kiri.
Di antara 2 kursi, ada lubang untuk mengisi daya baterai ponsel, lo. Jadi teman-teman tak perlu takut ponsel mati karena baterai ponsel habis.
Toilet juga tersedia di gerbong pertama dan gerbong terakhir kereta bandara. Tenang saja, toilet perempuan dan laki-laki itu dipisah.
Di setiap gerbong juga ada layar yang bertuliskan kecepatan kereta, suhu ruangan, dan stasiun mana kereta akan berhenti setelah ini.
Jumlah Keberangkatan
Nah, yang membuat kereta ini berbeda dengan KRL adalah tidak ada penumpang yang boleh berdiri karena kehabisan tempat duduk.
Kereta ini bisa mengangkut 272 penumpang dan semua penumpang pasti mendapat tempat duduk. Kalau penumpangnya sudah lebih dari 272 orang, maka orang ke 273 itu akan dialihkan ke keberangkatan selanjutnya.
Saat ini sudah ada 42 keberangkatan dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan 5 kereta yang digunakan dari 10 kereta yang ada.
Mulai 1 Maret 2018 nanti, rencananya akan ditambahkan menjadi 82 keberangkatan dengan 6 sampai 7 kereta yang digunakan.
Dan nantinya, kalau semua proses sudah selesai, kereta bandara ini akan beroperasi sebanyak 142 keberangkatan, lo.
Keunikan Lainnya
Waktu tempuh dari Stasiun BNI City ke Stasiun Bandara tak sampai 1 jam, lo, hanya sekitar 55 menit saja.
Itu karena kereta ini bergerak dengan kecepatan 57 sampai 68 kilometer per jam.
Nah, untuk harga tiket kereta bandara ini memang cukup mahal karena tidak disubsidi oleh pemerintah.
Namun sebenarnya harga mahal itu sesuai dengan fasilitas yang ada, kok.
Kalau teman-teman naik dari Stasiun BNI City, teman-teman harus bayar tiket seharga 70.000 rupiah.
Sedangkan kalau naik dari Stasiun Batu Ceper, tiketnya akan dijual seharga 35.000 rupiah.
Sayangnya tidak ada harga khusus untuk anak-anak, nih. Hanya anak-anak yang tingginya di bawah 90 sentimeter yang bisa masuk tanpa bayar.
Namun, kalau teman-teman mau dapat diskon 75 persen untuk tiket kereta ini bisa kok, dengan syarat harus rombongan dari sekolah, ya.
Selain kereta bandara, Bobo juga sempat mencoba naik skytrain, lo. Skytrain adalah kereta antarterminal.
Dari stasiun bandara, kalau kita ingin naik pesawat ke Terminal 1 misalnya, kita bisa naik skytrain.
Skytrain ini terdiri dari 2 gerbong dan bisa mengangkut 176 penumpang.
Nah, sesuai dengan namanya, kereta ini berjalannya di atas, seperti MRT nantinya.
Kereta ini bisa mengantarkan penumpang dari dan menuju Terminal 1, 2, 3, dan Stasiun Bandara.
Saat ini, hanya ada 2 kereta yang digunakan dan 1 kereta cadangan dari total 6 kereta yang ada.
Berbeda dengan kereta bandara, skytrain ini gratis, lo. Jadi teman-teman bisa mencobanya tanpa mengeluarkan uang.