Kisah Nenek Sebatang Kara yang Hanya Tinggal Bersama Kucing-kucing Peliharaannya

By Yomi Hanna, Selasa, 30 Januari 2018 | 08:25 WIB
Mbah Kucing bersama kucing-kucing peliharaannya (Hanna Vivaldi)

Bobo.id – Ketika tua, kakek dan nenek tentunya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya dan menikmati masa tua bersama keluarganya.

Namun, sepertinya tidak semua orang tua yang memiliki nasib semenyenangkan itu. Misalnya saja si Mbah Kucing ini.

Siapakah dia?

Nenek yang Hidup Sebatang Kara

Baru-baru ini, pemilik akun Facebook ‎Danang Priambodo menuliskan informasi tentang seorang nenek tua yang saat ini sedang membutuhkan bantuan masyarakat karena kondisi yang dihadapinya.

Baca juga : Mengapa Kucing Sering Membawa Hewan Mati ke Rumah?

Berdasarkan keterangan yang didapatnya, ada nenek yang tinggal di Jl Diponegoro Gang Wijaya Kusuma, Tuban.

Nenek itu hidup sebatang kara dan tidak diketahui di mana keberadaan keluarganya.

Orang-orang di sekitarnya memanggil nenek itu dengan sebutan Mbah Kucing.

Ada Banyak Kucing yang Tinggal Bersama Mbah Kucing

Kenapa disebut Mbah Kucing, ya?

Ternyata karena di rumah nenek itu, ada banyak sekalu kucing yang tinggal bersamanya.

Leher kucing-kucing itu diikat lehernya oleh Mba Kucing, karena ia tidak mau kucing itu pergi ke mana-mana.

Kucing yang banyak itu awalnya bukan milik Mbah Kucing, tapi kucing yang dibuang oleh orang-orang yang tinggal di depan rumahnya.

Karena sayang dengan kucing, lalu Mbah Kucing pun memeliharanya.

Mengharapkan Bantuan Orang Lain

Untuk makan sehari-hari, dia berharap hanya kepada orang-orang baik hati yang memberinya nasi.

Sepertinya, nenek itu sudah tidak sanggup untuk sekadar berbelanja atau memasak.

Pemilik akun Facebook Danang Priambodo tadi berharap Mba Kucing ini mendapatkan banyak bantuan dari orang-orang di luar sana, untuk memberi bantuan untuk Mbah Kucing dan kucing-kucingnya.

Baca juga : Kucing – kucing Langka yang Menggemaskan

Mbah Kucing merupakan sosok orang tua yang bisa dijadikan contoh yang baik bagi banyak orang. Meskipun dalam kesendirian dan keterbatasannya, ia justru bahagia dan senang karena bisa memelihara kucing.

Ia tetap bersyukur dan berbuat baik, yaitu dengan cara memelihara dan menyayangi kucing-kucing tersebut.

Sumber : Intisari Online