Bobo.id – Pada zaman Renaissance (1300 - 1700 M), seniman mewarnai lukisannya dengan bahan alami, salah satunya adalah batuan.
Yap, ada beberapa batuan yang bisa menghasilkan warna, tiga di antaranya adalah:
1. Batu Cinnabar – Merah
Batu cinnabar berasal dari Tiongkok. Batu ini juga dikenal dengan nama batu vermillion.
Batu cinnabar bisa dijual dengan harga yang mahal ke orang Eropa.
Baca Juga: Kota Batu di Göreme
Jadi tak heran, banyak orang yang menggali Bumi untuk mendapat batu ini.
Padahal, warna merah yang ada di batu ini berasal dari zat merkuri yang berbahaya.
2. Batu Lazuli – Biru
Batu lazuli atau batu safir adalah batuan kristal dari Afghanistan.
Batu lazuli itu mahal, jadi barang yang diwarnai oleh batu ini harganya pasti mahal juga.
Baca Juga: Batu Belimbing, Batu Unik dari Toboali
Supaya bisa dijadikan pewarna, batu lazuli harus ditumbuk lebih dulu sampai halus.
Leonardo da Vinci pernah menggunakan batu lazuli untuk mewarnai karyanya.
3. Batu Timah – Kuning
Di zaman dulu, hanya ada satu keluarga yang menjual pewarna kuning.
Suatu hari, seluruh keluarga yang membuat pewarna kuning itu meninggal.
Setelah keluarga itu meninggal, tidak ada yang tahu apa bahan untuk membuat pewarna kuning.
Baca Juga: Petra, Negeri Batu yang Bersejarah
Setelah diselidiki oleh ilmuwan modern, ternyata pewarna kuning itu berasal dari batu timah.
Menurut ilmuwan, keluarga pembuat pewarna kuning itu meninggal karena keracunan batu timah.
Yap, batu timah adalah salah satu batuan beracun yang berbahaya untuk tubuh.
Wah... tak disangka, ya, ternyata ketiga batuan di atas bisa menjadi sumber pewarna. Sayang, pewarna dari batuan mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh.
Teks:Rna/Willa, Foto: Creative Commons