Hingga kini, Hawking dikenal dengan sumbangan ilmunya di bidang fisika kuantum beserta teori-teorinya.
Beberapa teori yang dihasilkan Hawking seperti teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.
BACA JUGA : 7 Fakta Unik Tentang Albert Einstein, Si Jenius yang Pernah Gagal Ujian
Menderita Penyakit
Namun, sayang sekali, pada tahun 1963 tepat di usia 21 tahun, Hawking menderita gejala sklerosis lateral amiotrofik (ALS).
ALS adalah penyakit saraf yang menyerang neuron, yang mengendalikan otot lurik.
Di tahun 1974, Hawking tidak mampu makan dan bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas, sehingga hanya dapat dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik.
Kemudian, tahun di tahun 1985, ia terkena penyakit lainnya, yaitu pneumonia. Karena penyakitnya ini, ia tidak dapat berbicara sama sekali.
BACA JUGA : Kisah di Balik Foto Albert Einstein yang Menjulurkan Lidah
Seorang ilmuwan dari Cambridge membuat sebuah alat canggih untuk membantu Hawking berkomunikasi.
Lewat alat tersebut, Hawking bisa menyampaikan apa yang ia inginkan pada sebuah komputer.
Kemudian, keinginannya itu akan diucapkan melalui bantuan voice synthesizer.
Meskipun mengalami cacat akibat penyakit yang dideritanya, karir ilmiah Hawking terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun.
Tepat hari ini, tanggal 14 Maret 2018, Hawking meninggal dunia di rumahnya, di Cambridge.
BCA JUGA : Penemuan Terbaru Matahari Buatan, Synlight. Bisa Melelehkan Apa Saja