Dengan GPS dan Kamera Tersembunyi, Beginilah Cara Peneliti Mengetahui Jumlah Hewan di Alam Liar

By Cirana Merisa, Kamis, 22 Maret 2018 | 06:01 WIB
Kadang hewan bisa lebih cepat mati di alam liar daripada di tempat konservasi. (Cirana Merisa)

Dengan begitu, mereka akan lebih mudah mengidentifikasi tanda khas hewan, jejak perburuannya, jejak kaki, kotoran, bahkan bekas goresan di pohon.

Dari situlah, para ahli mengumpulkan informasi untuk memperkirakan jumlah hewan dan berapa banyak spesies hewan di sana.

BACA JUGA: 4 Binatang Unik yang Punah Karena Ulah Manusia

Spesies Baru Ditemukan, Tapi….

Sebenarnya, setiap tahun, para ahli konservasi pasti akan menemukan spesies baru.

Sayangnya, penemuan ini tidak akan menambah stok makhluk hidup di dunia.

Itu karena hewan kadang bisa lebih cepat mati di alam liar daripada di tempat konservasi.

Bayangkan saja, rusa akan lebih mudah mati di alam liar karena bisa jadi mangsa singa.

Namun kalau ditempatkan di tempat konservasi dan dirawat dengan baik, rusa itu pasti akan berumur lebih panjang karena tidak ada hewan yang akan memangsanya.

Selain itu, status kepunahan tidak hanya soal angka saja, tapi juga tentang siklus hidupnya.

Misalnya, ada spesies yang berjumlah tinggal 500 ekor, tapi disebut lebih terancam punah daripada spesies yang berjumlah 300 ekor.

Ini karena spesies hewan yang 500 ekor ini tidak bisa cepat berkembang biak sehingga akan sulit bertambah jumlahnya.

Nah, itulah cara para peneliti untuk mengetahui berapa jumlah spesies hewan di alam liar.

BACA JUGA: 10 Hewan yang Paling Terancam Punah, Dua di Antaranya Ada di Indonesia

Sumber: Kompas.com