Bobo.id - Ngaben adalah salah satu tradisi Bali, yaitu pembakaran tubuh orang yang sudah meninggal.
Upacara ini terkenal sebagai ciri khas Bali yang menarik bagi ribuan wisatawan untuk datang menyaksikan prosesi ini.
Berikut ini fakta-fakta unik seputar upacara ngaben.
BACA JUGA: Mengapa Bali Bisa Terkenal?
1. Jasad Diarak Keliling Desa
Sebelum prosesi pembakaran dilaksanakan, jasad akan diletakkan dalam bade (sarana yang sengaja dibuat berbentuk seperti bale-bale).
Lalu, bade tersebut akan diarak berkeliling desa, dari rumah sampai menuju kuburan.
Seluruh keluarga dan warga setempat akan ikut beramai-ramai mengiringi proses ini.
BACA JUGA: Makna Kain Hitam Putih dalam Budaya Bali
2. Semua Kendaraan Menepi
Biasanya ketika ngaben dilaksanakan, jalanan di sekitar akan ditutup sementara, sampai iring-iringan selesai dilaksanakan.
Warga setempat yang sedang mengendarai motor akan menepi sebentar membiarkan iring-iringan ini lewat.
Ini adalah bentuk toleransi yang sudah melekat karena spontan dilakukan.
BACA JUGA: Benarkah di Bali Ada Seribu Pura?
3. Alasan Jasad Dibakar
Sesampainya dikuburan akan dilanjutkan dengan rangkaian upacara, mulai dari persembahyangan sampai pembakaran.
Pembakaran ini merupakan simbol mengembalikan unsur-unsur kehidupan manusia.
Misalnya saja manusia berasal dari tanah akan kembali ke tanah, udara kembali ke udara, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Berkunjung ke Desa Penglipuran di Bali
4. Biayanya Berjuta-juta
Upacara ngaben memerlukan biaya yang tidak sedikit, teman-teman.
Rata-rata menghabiskan 15 – 20 juta, bahkan lebih, terutama bagi mereka yang merupakan pemuka agama.
Besarnya biaya yang diperlukan membuat beberapa keluarga memilih untuk melaksanakan ngaben masal.
Ngaben massal adalah ngaben yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam periode waktu tertentu, misalnya lima tahun sekali, di suatu desa.
BACA JUGA: Makan Murah dan Lezat di Bali, Ini Menunya
5. Ada yang Dikubur
Banyak yang mengira bahwa upacara ngaben dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Bali.
Kenyataannya, tidak semua daerah di Bali melaksanakan upacara ini, terutama mereka yang berada di daerah Bali Aga (penduduk Bali asli).
Ada daerah yang hanya menguburkan jasad, ada juga yang meletakkannya di bawah pohon, seperti di Trunyan.
BACA JUGA: Menikmati Lezatnya Sate Lilit Bali
Teks: Putri Puspita