Sebagai obyek wisata, Jatiluwih menyediakan fasilitas umum, seperti area parkir, toilet, tempat istirahat berupa bale dan wantilan, juga restoran.
BACA JUGA : Mengenal Penyakit Lupus, 'Penyakit Seribu Wajah' yang Berbahaya
Jatiluwih sebagai World Heritage Sites
Jatiluwih merupakan bahasa Bali. Jati berarti benar-benar dan luwih berarti utama, baik, dan indah. Jatiluwih berarti keindahan yang sebenarnya.
UNESCO telah menetapkan situs Jatiluwih sebagai salah satu Situs Warisan Dunia pada tanggal 26 Juli 2012.
Lembaga dunia ini telah menilai, bahwa masyarakat Jatiluwih telah mampu mempertahankan warisan budaya lokal dalam bentuk sistem irigasi air yang dikelola secara tradisional atau dikenal dengan nama “subak”.
Jatiluwih juga terkenal dengan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan.
Padi yang ditanam di sini merupakan padi lokal yang berbeda dengan padi yang ditanam di daerah lain di Bali. Padi di Jatiluwih lebih tinggi dari pada padi lainnya.
BACA JUGA : Penelitian Terbaru: Kesehatan Otak Bisa Dilihat Melalui Kepalan Tangan
Warisan Sejarah dan Budaya di Jatiluwih
Selain potensi alam, Jatiluwih juga menyimpan potensi budaya, terutama sejarah keberadaan Pura Petali.
Pura ini berhubungan dengan kekuasaan Ida Dalem Waturenggong Raja di salah satu kerajaan di Bali, yaitu Keraton Gelgel (1460-1552).