Mengenal Tari Cakalele, Tarian 'Kerasukan Roh' yang Khas di Maluku

By Yomi Hanna, Rabu, 30 Mei 2018 | 18:00 WIB
Tari Cekalele (Creative Commons)

Bagi bangsa Maluku, parang melambangkan martabat bangsa Maluku yang harus dijaga sampai mati.

Salawaku yang digunakan bisanya dihiasi dengan motif tertentu yang dibuat berdasarkan perhitungan tertentu sehingga mampu menangkis serangan musuh.

Sedangkan penari perempuan mengenakan pakaian adat sederhana dan dilengkapi dengan sapu tangan atau lenso.

BACA JUGA : Tahuri, Kerang yang Dijadikan Alat Musik Tiup Khas Maluku

Tarian Adat

Cakalele merupakan tarian adat. Zaman dahulu, tarian ini diadakan sebagai rangkaian pesta adat sebelum para pria Maluku mengarungi lautan untuk pergi berperang atau mencari nafkah.

Saat tarian dilakukan, kadang ada penari yang kerasukan roh.

Oleh sebab itu, tarian ini disebut cakalele.

Cakalele dalam bahasa Ternate terdiri dua kata caka artinya roh, dan lele artinya mengamuk. Sehingga cakalele berarti roh yang mengamuk.

Konon, dalam perang sesungghnya, para penari yang sudah kerasukan roh akan berteriak-teriak mengeluarkan kata-kata Aulee… Aulee… yang berarti banjir darah!

BACA JUGA : Hampir Punah dan Sudah Jarang Dipakai, Inilah Rumah Adat Krong Bade Aceh