Dari ketiganya, mereka menganggap uloslah sumber kehangatan yang paling nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
Awalnya ulos hanya berfungsi sebagai penghangat tubuh biasa.
Namun, lama-kelamaan ulos ini memiliki arti yang penting setelah sering digunakan oleh para tetua adat.
Akhirnya ulos dijadikan simbol adat suku Batak. Ulos menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan mereka.
BACA JUGA : Selain Punya Kebudayaan yang Unik, Tana Toraja Juga Punya Makanan Khas yang Patut Dicoba
Pembuatan Ulos
Kain ulos ini bentuknya selendang dan memiliki warna yang khas, seperti warna merah, hitam, dan putih.
Pembuatan ulos biasanya menggunakan mesin tenun dengan benang berwarna emas atau perak yang dipintal dari kapas.
Bahan pewarna ulos terbuat dari dedaunan yang difermentasi sehingga menjadi warna yang diinginkan.
BACA JUGA : Kain Tenun Sumba, Budaya Turun-temurun yang Menjadi Sumber Kehidupan
Fungsi Ulos bagi Adat Suku Batak
Fungsi ulos saat ini sudah berubah, bukan hanya sekadar penghangat tubuh lagi.
Dalam adat batak, dikenal istilah ‘mangulosi’.
Mangulosi artinya adalah memberi ulos. Mangulosi ini melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Ada aturan dalam mangulosi. Orang yang memberikan ulos adalah mereka yang lebih tua dalam silsilah keturunan.
BACA JUGA : Udon Thani, Daerah Wisata di Thailand yang Kaya dengan Budaya dan Sejarah