Polusi Udara yang Tinggi Ternyata Jadi Penyebab Gerhana Bewarna Merah

By Retno Nurul Aisyah, Senin, 6 Agustus 2018 | 16:00 WIB
fase gerhana bulan (pixabay)

Bobo.id - Di tahun ini, langit Indonesia mengalami beberapa kali peristiwa gerhana bulan.

Warna bulan pada saat terjadinya gerhana ternyata dipengaruhi oleh tingkat polusi udara di suatu daerah.

Bagaimana ini terjadi, ya?

BACA JUGA: Setelah Terjadi pada 28 Juli, Kapan Gerhana Bulan Total Selanjutnya? 

Kandungan Polusi

Polusi adalah senyawa yang mengandung gas dan debu. Kedua kandungan polusi ini mempunyai sifat memerahkan cahaya atau dikenal dengan istilah reddening.

Polusi yang naik ke langit akan masuk ke dalam lapisan atmosfer sehingga memberikan efek warna saat kita melihat gerhana bulan.

BACA JUGA: Atmosfer, Lapisan Pelindung Planet

Semakin Merah Semakin Bahaya

Semakin tinggi polusi, maka warna gerhana akan semakin merah, gelap, bahkan menghitam.

Sebaliknya, gerhana yang bewarna kekuningan atau terang menandakan tingkat polusi yang rendah.

Jadi, gerhana bulan yang bewarna merah dan tampak indah ternyata memiliki sisi lain yang harus dikhawatirkan yakni polusi udara.

BACA JUGA: Wah, Ternyata Ini Bahaya Polusi Udara bagi Kehidupan Kita

Teknologi Radar

Sebelum teknologi berkembang, banyak penelitian dilakukan untuk mengukur kadar polusi dengan bantuan warna gerhana bulan ini.

Namun kini, cara ini tak lagi banyak dipakai karena muncul teknologi baru bernama radar dan lidar.

Radar adalah teknologi gelombang radio sedangkan lidar adalah teknologi laser. Keduanya ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat polusi di udara.

Wah, berbahaya sekali, ya, teman-teman jika tingkat polusi di daerah kita tinggi.  Oleh karena itu, ingatlah selalu, ya, untuk menjaga lingkungan udara kita agar tetap bersih.

Lihat video ini juga, yuk!