Di Balik Upacara Ngaben yang Dilakukan oleh Umat Hindu di Bali

By Putri Puspita, Selasa, 21 Agustus 2018 | 18:05 WIB
Ngaben (Putri Puspita)

BACA JUGA:5 Fakta Seputar Ngaben. Ternyata Tidak Semua Tempat di Bali Melaksanakan Upacara Ini!

Sedangkan Swasta adalah ngaben yang dilaksanakan tanpa melibatkan jenazah maupun kerangkanya, melainkan diwujudkan dengan simbol-simbol menyerupai tubuh yang dibuat dari kayu cendana.

Swasta dilaksanakan ketika tidak memungkinkan lagi untuk melibatkan jenazah maupun kerangkanya.

Rangkaian Upacara Ngaben

Upacara ngaben melalui rangkaian kegiatan yang panjang. Uniknya, walaupun ini upacara untuk seseorang yang telah meninggal, segala kegiatan yang dilakukan tidak berbeda jauh dengan memperlakukan seseorang yang masih hidup.

Rangkaian upacara diawali dengan ngulapin atau memanggil atma atau jiwa, kemudian nyiramin (memandikan).

Apabila seseorang yang di-aben sudah dikubur terlebih dahulu, maka yang dimandikan adalah simbol-simbol yang sengaja dibuat menyerupai tubuh manusia.

BACA JUGA:Suku Nomaden di Sekitar Indonesia Ini Bisa Menyelam Belasan Menit

Setelah proses memandikan, dilanjutkan dengan ngajum kajang dan ngaskara, yaitu rangkaian upacara sebagai simbol kemantapan hati keluarga untuk melepas dan menyucikan.

Ada juga rangkaian memeras dan papegatan, sebagai simbol memutus hubungan dengan kehidupan dunia dan memberikan jalan terbaik untuk menyatu dengan Tuhan.

Proses di atas biasanya dilakukan di dalam keluarga. Kegiatan berikutnya baru dilakukan beramai-ramai, yaitu mengarak bade atau wadah (menara) yang berisi jenazah atau kerangka keliling desa hingga ke kuburan, kemudian dilakukan pembakaran.

Mengumpulkan abu setelah pembakaran (Putri Puspita)

Selepas proses pembakaran ini, abu jenazah dikumpulkan untuk dihanyutkan ke laut.

Lihat juga video ini, yuk!