Seorang Laki-laki Menelepon Polisi Karena Diikuti Bayi Tupai, Bagaimana Kelanjutannya?

By Aan Madrus, Rabu, 15 Agustus 2018 | 11:37 WIB
Bayi tupai selalu menggemaskan. (Creative Commons)

Bobo.id - Kantor Polisi di Karlsruhe, di  Jerman bagian tenggara, pada hari Jumat yang lalu mendapat telepon darurat.

Seorang laki-laki dengan ketakutan melaporkan bahwa ia dikejar-kejar oleh seekor bayi tupai dan merasa terancam.

Ditangkap Polisi

Polisi pun segera menanggapi laporan itu. Mereka datang ke tempat kejadian.

Anehnya, begitu polisi datang, bayi tupai itu langsung berhenti mengejar. Seolah-olah ia  takut pada polisi. Bayi tupai itu berbaring lalu tidur.

Polisi lalu menangkap binatang pengerat itu dan membawanya ke kantor polisi. Bukan untuk ditahan, karena telah meneror orang, lo. Melainkan untuk diserahkan ke pusat penyelamatan hewan.

Baca juga: Tupai dan Pipi Kembungnya

Namanya Pippilotta

Di pusat penyelamatan hewan, bayi tupai itu diberi nama Pippilotta.

Pippilotta adalah nama lengkap dari tokoh cerita anak-anak Pippi si Kaos Kaki Panjang (Pippi Longstocking).

Menurut petugas di pusat penyelamatan hewan, bayi tupai itu berjenis kelamin betina dan telah terpisah dari ibunya. Kemungkinan ia jatuh dari sarangnya.

Jarang terjadi, tupai yang telah kehilangan ibunya, mencari sosok pengganti ibu. Karenanya bayi tupai ini dianggap hebat. Ia berjuang dengan gigih.

Ia mengejar dan mengikuti seorang laki-laki, untuk memastikan bahwa laki-laki itu mau merawatnya. Namun sayang hal itu justru membuat laki-laki itu jadi ketakutan.

Baca juga: Apa Bedanya Bajing dengan Tupai?

Disiapkan untuk Dilepas Kembali

Ketika tiba di pusat penyelamatan hewan, Pippilotta dalam keadaan dehidrasi dan salah satu matanya agak cendera.

Sekarang Pippilotta diberi makan setiap tiga jam dengan minuman energi khusus untuk hewan.

Bila sudah kuat, ia akan dikenalkan kepada Bjorn. Bjorn adalah seekor anak tupai yang juga dirawat di pusat penyelamatan hewan itu.

Bila sudah mampu hidup di alam liar, Pippilotta dan Bjorn akan dilepas. Kemungkinan itu terjadi pada bulan September.

Baca juga: Benarkah Tupai Merah Suka Mengadopsi Bayi Tupai?