Tingkat Kesakitan yang Dirasakan Setiap Orang Berbeda-beda, Apa Sebabnya?

By Tyas Wening, Senin, 29 Oktober 2018 | 11:11 WIB
Ilustrasi luka (Getty Images/iStockphoto)

Nah, selain faktor yang berasal dari dalam diri kita, toleransi rasa sakit setiap orang juga bisa disebabkan oleh pengaruh dari luar, lo, seperti lingkungan, rasa takut, dan penyebab dari munculnya rasa sakit tersebut.

Teman-teman yang disuntik di lingkungan dengan dokter atau suster yang ramah dan tenang akan cenderung lebih tahan terhadap rasa sakit, nih.

Sedangkan jika kita disuntik oleh dokter dan suster yang kurang ramah dan terburu-buru, kita akan merasa kesakitan saat disuntik.

Selain itu, rasa takut dalam diri kita juga berpengaruh, seperti misalnya saat teman-teman mendengar pengalaman buruk orang lain yang kesakitan saat terluka, maka kita akan terus merasa takut juga.

Baca Juga : Mengapa Kita Tidak Geli Jika Menggelitik Diri Sendiri?  

Hal ini menyebabkan kita akan merasakan rasa sakit yang berlebih saat kita mengalami hal yang sama, karena saraf di tempat kita terluka mengirimkan sinyal rasa sakit yang juga berlebihan ke otak.

Disuntik atau cabut gigi bisa menjadi hal yang menyakitkan bagi kita.

Namun untuk beberapa orang, hal ini justru tidak terlalu menyakitkan, lo, dibandingkan dengan terjatuh saat sedang berlari.

Ternyata hal ini terjadi karena kita tahu kalau disuntik dan cabut gigi adalah hal yang berguna buat kita.

Karena sugesti tadi, otak kita akan memproduksi hormon dopamin yang berguna untuk menghalangi sinyal rasa sakit menuju otak.

Sedangkan terjatuh saat lari akan lebih sakit karena kita tidak siap dengan kejadian tersebut dan terjatuh tadi tidak memiliki tujuan atau alasan untuk tubuh kita.

Kejadian tadi akan membuat tubuh ktia memproduksi hormon stress bernama kartisol yang memperparah nyeri atau rasa sakit yang kita rasakan.

Baca Juga : Mengapa Berjalan di Atas Es Terasa Lebih Licin?