Dongeng Anak: Kucing Siam yang Sombong

By Sepdian Anindyajati, Selasa, 30 Oktober 2018 | 19:24 WIB
Kucing Siam yang sombong. (Dok. Majalah Bobo/ Tshiu)

“Kalau dia memang kucing bangsawan, harusnya dia tahu cara bersikap baik dan ramah. Harusnya dia tahu cara bersikap peduli pada kucing lain,” kata Abu si kucing abu-abu.

“Aku tidak percaya dia kucing bangsawan,” tawa Oren si kucing oranye. “Kalau dia dikejar anjing peking di jalan, dia pasti akan lari juga seperti kucing kampung lainnya. Aku yakin itu!”

“Ssst… lihat! Itu si King anjing peking baru keluar dari rumahnya…” bisik Abu pada Oren. Ia menunjuk ke arah jalan.

“Ssst… lihat! Itu si nona bangsawan juga baru keluar dari gerbang rumahnya,” bisik Oren sambil meringis.

Baca Juga : Tidak Bisa Memelihara Kucing? Datang Saja ke Kafe Kucing ini

“Kalau begitu, ayo kita panjat dinding. Kita lihat apa yang terjadi. Pasti ada kejadian seru! Hi hi hi…” tawa Abu.

Abu dan Oren lalu berlari dan melompat lincah sampai ke atas dinding pagar. Di atas dinding, mereka menunggu Sinna dan King bertemu di jalan.

“Guk guk guk…” terdengar gonggongan King si anjing peking.

Abu dan Oren rupanya tak perlu menunggu lama. Tontonan seru sudah ada di depan mereka.

“Guk guk guk…” gonggongan King terdengar semakin keras. Rupanya, kini King sudah berhadapan dengan Sinna. “Siapa kau?” seru King.

“Namaku Sinna. Aku kucing bangsawan. Nenek moyangku lahir di istana kerajaan Siam,” kata Sinna bangga sambil mengangkat punggungnya tinggi-tinggi. Matanya sayu, menatap King dengan meremehkan.

“Guk guk… lucu juga!” gonggong King si anjing peking. “Nenek moyangku juga lahir di istana kerajaan Cina. Jadi, itu membuat kita berdua keturunan bangsawan!” kata King.

Baca Juga : Kucing Sering Menunjukkan Bokongnya kepadamu? Ini Artinya

“Oyaaa?” tanya Sinna masih dengan gaya sombong.

“Ya! Kita sama-sama bangsawan. Jadi, ayo, kita main bersama! Seperti yang dilakukan kucing dan anjing bangsawan lainnya!” seru King.

Tak menunggu lama, kedua hewan itu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kucing dan anjing lainnya. King mengejar Sinna sampai Sinna lari terbirit-birit. Hilang semua kesombongannya.

Oren dan Abu hanya tersenyum melihat dari atas dinding.

“Sinna lari seperti kita saat dikejar anjing. Karena dia memang tidak lebih baik dibanding kucing kampung lainnya,” ujar Oren pelan.

Sumber: Arsip Bobo.