Ibu katak itu membela bayinya dan berkata, “Bayiku masih sangat kecil. Aku akan memeliharanya sampai dia tidak butuh ibu lagi. Setelah itu, biarlah ia pergi dari kolam ini…”
Katak tua itu lalu mengumpulkan katak katak lain dan mereka mengambil keputusan. Akhirnya, ibu katak diijinkan untuk memelihara anaknya si katak putih.
Hari demi hari berlalu dan katak putih itu tumbuh menjadi katak yang cantik. Sayangnya, hanya ibu dan saudara saudaranya yang sayang padanya. Katak lainnya yang ada di kolam itu tak mau bicara padanya. Katak Putih dianggap bisa membawa bencana untuk kolam itu.
Baca Juga : Tanda Kasih dari Rubi untuk Rara
Katak putih sangat sedih. Suatu hari, ia memutuskan untuk pergi jauh. Dia tidak tahan dianggap sebagai katak pembawa bencana. Ia juga tidak tega melihat ibu dan saudara-saudaranya terus diejek katak lain.
Katak putih pergi ke tempat keluarga beaver berekor lebar. Ia meminta mereka membuatkan rakit. Beaver-beaver yang baik hati membuatkan rakit seketika. Mereka berharap katak putih itu beruntung di tempat lain. Mereka pun melepas rakit beserta si katak putih dengan hati yang sedih.
Katak putih tiba di dekat tepi sungai yang penuh bunga indah. Ia memutuskan untuk menginap di tempat itu. Namun, di sore harinya, ia baru sadar kalau rakitnya terbawa arus sehingga ia harus tinggal di situ.
Penduduk di daerah itu ternyata sangat ramah. Ada tikus sawah, burung cuckoo, burung orioles lucu… Semua mengagumi katak itu dengan tulus.
Baca Juga : Cergam Bobo: Film Kereta Api
“Penduduk di tempatmu pasti tak punya hati dan buta. Mengapa mereka begitu jahat pada katak secantik kamu…” kata mereka saat mendengar cerita katak putih bagaimana ia diperlakukan.
Tikus sawah, burung cuckoo, burung orioles lalu bekerja sama membangun rumah indah untuk pendatang baru itu. Mereka menghiasinya dengan bunga bunga warna warni indah.
Kehidupan bahagia dimulai untuk katak putih itu. Suatu hari, burung orioles datang memperkenalkan temannya pada katak putih itu. Teman burung orioles itu adalah seekor katak abu-abu dengan mata keemasan. Mereka jatuh cinta dan menikah serta hidup bahagia. Tak lama kemudian, katak putih dan katak abu-abu itu punya anak-anak sendiri dengan warna-warna unik yang indah.
Cerita: Sumber Arsip Bobo. Ilustrasi: Irman Permana