Bobo.id - Perubahan iklim yang terjadi saat ini menjadi perhatian banyak pihak, nih, teman-teman.
Hal ini karena perubahan iklim mengubah lingkungan kita, seperti es yang mencair di kutub, hewan yang terancam punah, sampai pergantian musim yang tidak menentu.
Perubahan iklim seperti yang terjadi saat ini ternyata juga terjadi pada zaman dulu, lo, bahkan bisa menjadi penyebab runtuhnya kerjaan besar.
Kerajaan tersebut adalah Angkor Wat yang berada di kota tua Kamboja yang berjaya pada abad ke-9 sampai abad ke-15.
Baca Juga : Kapal 2.400 Tahun Lalu Ditemukan di Laut Hitam, Bagaimana Kondisinya?
Angkor Wat yang dalam bahasa Khmer berarti "candi kota" ini adalah sebuah kompleks bangunan candi yang juga merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia.
Pada awal mula Angkor Wat dibangun, candi ini berfungsi sebagai pusat keagamaan agama Hindu Kerajaan Khmer yang dipersembahkan untuk Dewa Wisnu.
Tetapi, pada akhir abad ke-12, Angkor Wat berubah menjadi pusat keagamaan agama Budha.
Angkor Wat dibangun oleh Raja Khmer Suryawarman II pada awal abad ke-12 sebagai candi sekaligus tempat abu jenazahnya disemayamkan.
Baca Juga : Angkor Wat, Candi Terbesar di Dunia yang Dibangun Selama 30 Tahun
Tujuan pembangunan candi Angkor Wat ini cukup unik, para pendahulu Raja Khmer membangun candi untuk memuja Dewa Siwa.
Sedangkan Raja Khmer membangun candi Angkor Wat untuk menyembah Dewa Wisnu.
Meskipun Angkor Wat sempat berjaya selama beberapa abad, tapi pada awal abad ke-15 kerajaan ini diperkirakan runtuh.
Menurut perkiraan para peneliti, penyebab runtuhnya Angkor Wat ini disebabkan oleh perubahan iklim.
Baca Juga : Kuil Kailasa, Dibangun dengan Cara Memahat Bukit Selama Puluhan Tahun
Perubahan iklim yang dimaksud adalah banjir dan diikuti bencana kekeringan yang merusak wilayah kerajaan Angkor Wat.
Kota Angkor yang menjadi lokasi berdirinya Angkor Wat mempunyai baray, yaitu sistem penyaluran air yang meliputi kanal, parit, dan penampungan air.
Sistem ini dinilai sangat canggih dan berguna untuk mencegah kota dari kekeringan.
Saat kota Angkor runtuh, terlihat ada penurunan level air di baray, sedimen yang dikirimkan ke baray jumlahnya lebih sedikit.
Baca Juga : Bukan Hanya di Mesir, Kucing Juga Pernah Dipuja di 6 Tempat Ini
Sedangkan bencana banjir yang menghancurkan kota Angkor terlihat dari kerusakan jembatan yang ada di kota Angkor.
Penyebab lainnya yang menyebabkan kerajaan Angkor Wat dan kota Angkor hancur adalah penggunaan tanah oleh para penduduknya.
Kota Angkor pada saat itu menjadi sebuah kompleks perkotaan yang luas dengan jumlah penduduk yang mencapai hampir satu juta orang.
Nah, banyaknya penduduk kota Angkor ini menyebabkan tanah banyak diambil dan digunakan untuk bidang pertanian.
Baca Juga : Dari Mana Istilah Darah Biru Bagi Bangsawan Berasal? Ayo Cari Tahu!
Tingginya penggunaan tanah dan menurunnya level air saat bencana kekeringan menjadi penyebab terbesar kota Angkor dan kerajaan Angkor Wat runtuh, teman-teman.
Sistem pengairan di Angkor Wat dikatakan yang terbaik karena saluran dan waduk yang dibangung berfungsi untuk mengumpulkan dan menyimpan air yang datang dari bukit.
Air ini digunakan untuk pengendalian banjir dan juga mengairi pertanian, sedangkan sisa air dialirkan ke Danau Tonle Sap yang ada di selatan kota Angkor.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | kompas,National Geographic,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR