Bobo.id - Korea merupakan negara yang terdiri dari 4 musim. Setiap musimnya ada festival yang dirayakan.
Salah satunya adalah Pyeongchang Trout Festival yang dilaksanakan setiap musim dingin tiba.
Pyeongchang Trout Festival adalah sebuah festival yang dilaksanakan dengan cara memancing ikan di lapisan air yang membeku, teman-teman.
Peserta atau pengujung festival akan duduk mengelilingi lapisan es yang sudah dilubangi yang digunakan untuk memancing ikan trout.
Baca Juga : Keiro-no-Hi, Peringatan Menghormati Para Orang yang Sudah Tua di Jepang
Ikan trout ini adalah ikan yang banyak digemari oleh penduduk Korea Selatan dan banyak dikonsumsi pada akhir tahun.
O iya, selain memancing, pengunjung juga bisa melakukan kegiatan lain yang mengasyikkan, lo.
Pengunjung yang berhasil menangkap ikan trout bisa langsung memasak dan menikmati ikan hasil tangkapannya.
Selain itu, pengunjung juga bisa mengikuti perlombaan menangkap ikan trout di air yang dingin menggunakan tangan kosong.
Festival ini tidak hanya diikuti oleh orang dewasa saja, lo, tapi juga oleh anak-anak.
Di festival ini, anak-anak bisa bermain salju atau berseluncur menggunakan kereta salju juga, nih.
Festival yang dilaksanakan untuk memancing ikan trout ini dilaksanakan pertama kali pada tahun 1935 dan bernama Festival Trout Nasional.
Ikan trout menjadi ikan yang banyak dipancing dan dikonsumsi selama musim dingin karena ikan ini adalah salah satu jenis ikan yang tahan hidup di suhu air yang rendah, teman-teman.
Baca Juga : Kisah Sedih di Balik Tradisi Menato Wajah dan Melubangi Hidung Suku Apatani
Pyeongchang Trout Festival dilaksanakan di kota Jinbu-myeon, Gangwon, dan pada tahun ini dirayakan tanggal 22 Desember 2018 sampai 27 Januari 2019.
Selain Pyeongchang Trout Festival, sebenarnya banyak festival serupa yang juga dilaksanakan di Korea Selatan, lo.
Karena sudah dilaksanakan sejak lama, festival ini menjadi tradisi yang terus dilakukan oleh warga Korea Selatan bersama keluarganya saat musim dingin, teman-teman.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR