Bobo.id – Tim futsal SD Pelita Permai berhasil menjadi juara satu dalam ajang McDonald’s Junior Futsal Championship (MJFC) 2018.
Selain memiliki murid-murid yang hebat, sekolah yang terletak di daerah Sambi Kerep, Surabaya, Jawa Timur ini juga memiliki kisah yang menyentuh.
Mulai dari awal sekolah ini ada sampai sekarang beberapa muridnya bisa menjadi juara MJFC 2018.
Beberapa hari yang lalu, Bobo berkesempatan untuk mengobrol dengan Ibu Liana Christanty selaku ketua dan pendiri SD Pelita Permai dan Yayasan Kasih Pengharapan.
Ibu Liana bercerita tentang banyak hal, mulai dari awal sekolah ini ada sampai sekarang beberapa muridnya bisa menjadi juara MJFC 2018.
Baca Juga : Bermain Hebat di Grand Final, SD Pelita Permai Menjadi Juara MJFC 2018
Tidak Ada Keinginan Dirikan Sekolah
SD Pelita Permai didirikan sepuluh tahun yang lalu oleh Ibu Liana dan beberapa temannya.
Namun, pada awalnya Ibu Liana sebenarnya tidak ada keinginan untuk mendirikan sekolah.
Sebelas tahun yang lalu, Ibu Liana bertemu dengan tiga anak yang tinggal di jalanan. Mereka tidak bisa membaca dan menulis padahal sudah besar.
Ibu Liana merasa sedih. Akhirnya, Ibu Liana mengajak tiga anak itu dan beberapa anak yang lain ke rumahnya untuk belajar membaca dan menulis.
Dari situlah, setahun setelahnya, Ibu Liana membuka sekolah TK di rumahnya. Hebatnya, Ibu Liana tidak memungut biaya sepeser pun untuk anak-anak yang mendaftar masuk.
Ibu Liana menerima anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, bahkan juga menerima anak-anak yatim piatu.
Baca Juga : Juarai MJFC 2018, Tim Futsal SD Pelita Permai Makin Semangat Berlatih
Dari Futsal Sampai Menjadi Sekolah
Ibu Liana menceritakan bahwa tidak semua anak yang mendaftar dan diajak sekolah itu mau belajar karena mereka biasa bermain dan mencari uang di jalan.
Maka itu, Ibu Liana mencari cara supaya bisa membentuk karakter mereka menjadi anak yang baik walaupun tidak mau belajar.
Akhirnya, Ibu Liana mengajak teman-teman kita ini untuk bermain futsal. Ibu Liana dan guru-guru yang lain membawa makanan kecil saat mereka bermain futsal.
Dari situ, akhirnya mereka mau diajak untuk belajar membaca, menulis, berhitung, dan mata pelajaran lainnya seperti di sekolah.
Baca Juga : Tak Hanya Jago Futsal, Juara 1 MJFC 2018 Juga Berprestasi di Sekolah
Dari Garasi Sampai Membangun Gedung
Sedangkan untuk anak-anak yang memang ingin bersekolah, Ibu Liana mengajar di garasi rumahnya. Namun, semakin lama, semakin banyak anak yang mendaftar.
Garasi rumah pun sudah tidak cukup menampung anak-anak yang sekolah hingga akhirnya Ibu Liana mengontrak tiga rumah di dekat rumahnya.
Namun, di tahun keenam, Ibu Liana tidak bisa memperpanjang kontrak rumah. Beruntung ada temannya yang bersedia meminjamkan sebuah gedung kecil di komplek sekolah lain.
Dari sejak itu sampai sekarang, kegiatan belajar mengajar TK dan SD Pelita Permai dilakukan di gedung itu.
Masalah lain datang ketika Dinas Pendidikan setempat mengharuskan SDTK Pelita Permai memiliki gedung sendiri, bukan mengontrak apalagi meminjam.
Akhirnya, Ibu Liana berjuang membeli sebuah tanah yang nantinya akan dibangun gedung sekolah untuk SDTK Pelita Permai.
Mengajarkan Akademik dan Karakter
Sama seperti sekolah lainnya, guru-guru di SD Pelita Permai mengajarkan mata pelajaran, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan lain-lain.
Di sana juga ada kegiatan ekstrakurikuler, yaitu futsal, paduan suara, menari, dan bermain angklung.
Nah, selain mengajarkan akademik, guru-guru di sana juga mengajarkan pendidikan karakter.
Mereka tidak boleh bicara kasar, mencuri, dan lain-lain. Dengan begitu teman-teman kita ini bisa menjadi anak-anak yang baik.
Nah, ternyata keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk kita menjadi anak yang baik, teman-teman.
Baca Juga : 4 Tim dari McDonald’s Junior Futsal Champhionship 2018 Wilayah Surabaya Melaju ke Grand Final
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR