Bobo.id – Hotel kecil ini sekilas terlihat biasa saja. Yang membuatnya istimewa adalah letaknya yang berada tepat di perbatasan dua negara.
Baca Juga : Bukan Hanya di Teluk Jakarta, di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada juga Ada Kepulauan Seribu
Tempat Beristirahat Pemain Ski
Hotel Arbez Franco-Suisse terletak di perbatasan Prancis dan Swiss. Hotel berbintang 2 ini letaknya 5 mil di sebelah utara Kota Jenewa.
Bangunannya terbuat dari balok kayu dan bernuansa pedesaan Alpin.
Hotel yang letaknya ribuan meter di atas permukaan laut ini sering dijadikan tempat beristirahat bagi orang yang bermain ski.
Baca Juga : Patok Perbatasan Indonesia dan Papua Nugini Pernah “Bergeser”
Garis Batas Prancis dan Swiss
Hotel unik ini dibangun pada tahun 1862 oleh seorang pengusaha bernama Monsieur Ponthus.
Ia sengaja mendirikan bangunan bertingkat 3 itu di perbatasan untuk mendapatkan keramaian di lintas batas.
Setahun kemudian barulah berlaku perjanjian yang menentukan garis perbatasan antara Swiss dan Prancis.
Garis itu ternyata tepat melewati hotel ini.
Baca Juga : Unik! Rumah Ini Berdiri di Perbatasan Negara Amerika dan Kanada
Berada di Dua Negara
Garis batas internasional yang melewati hotel itu membagi ruang-ruang menjadi dua sisi negara yang berbeda.
Dapur dan ruang makan termasuk ruang yang dilewati oleh garis ini.
Garis perbatasan juga melewati beberapa kamar tidur.
Di sebuah kamar ada tempat tidur yang bagian kepalanya berada di Swiss, sementara bagian kakinya di Prancis.
Ada juga kamar yang letak kamar mandinya di Prancis sementara tempat tidurnya di Swiss.
Baca Juga : Cheese Fondue khas Swiss, Awalnya Makanan Musim Dingin Petani, lo!
Hotel dengan Banyak Cerita
Letaknya yang berada di perbatasan itu membuat hotel ini memiliki banyak cerita.
Pada Perang Dunia II, saat Prancis dikuasai oleh Jerman, Swiss tetap netral.
Tentara Jerman boleh memasuki dan menangkap orang yang dianggap musuh di wilayah Prancis.
Akan tetapi mereka tidak boleh mengganggu orang yang berada di wilayah Swiss yang netral.
Hotel ini juga pernah digunakan sebagai tempat penandatanganan perjanjian perdamaian.
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR