Tigran akhirnya membebaskan gagak itu. Ia memasang kembali jebakan burung itu dan bersembunyi. Tak lama kemudian, seperti janji si gagak, datang burung lain ke pohon itu dan masuk ke dalam perangkap. Tigran terkagum-kagum melihat keindahan burung itu. Ia menurunkan perangkap dan hendak membawa pulang burung itu.
Tiba-tiba gagak tadi datang lagi dan berkata, “Bawalah burung itu ke istana Sultan Ashkan. Sultan pasti akan membelinya dengan harga mahal.”
Tigran segera pergi ke istana. Sultan Ashkan ternyata sangat menyukai burung cantik itu. Ia memberi Tigran sekantung emas. Burung cantik itu dimasukkan ke dalam sangkar emas. Sultan Ashkan tak bosan bosan memandanginya siang dan malam.
Sultan Ashkan memiliki seorang pelayan bernama Abdal. Pelayan ini iri pada Tigran dan membuat rencana untuk menyusahkan Tigran. Suatu hari, ia menghadap Sultan Ashkan dan berkata,
Baca Juga : Kenapa Burung Hantu Digambarkan Sebagai Hewan yang Bijaksana, ya?
"Yang Mulia, burung ini tentu akan semakin indah jika dimasukkan ke dalam sangkar besar dari gading.”
"Tapi, Abdal," jawab Sultan Ashkan, "Saya tidak mungkin bisa mendapat gading dalam jumlah banyak!”
"Tigran yang membawa burung ini, tentu bisa itu mendapatkan gading juga," kata Abdal licik.
Sultan Ashkan segera memanggil Tigran kembali. Ia menugaskan Tigran mencari sebanyak mungkin gading untuk membuat sangkar besar untuk si burung cantik.
"Tapi, Yang Mulia," protes Tigran, "Di mana aku bisa mendapatkan banyak gading?"
"Itu urusanmu," jawab Sultan Ashkan. "Aku akan memberimu empat puluh hari untuk mengumpulkannya. Jika tidak berhasil, kau akan kuhukum!”
Tigran meninggalkan istana Sultan Ashkan dengan sedih. Tanpa disadarinya, si gagak ajaib datang dan hinggap di pundaknya.
“Apa yang membuat kau sedih, Tigran?” tanya gagak itu.
Tigran menceritakan permintaan Sultan Ashkan yang tak masuk di akal. Kalaupun ia menemukan banyak gajah, ia tak akan tega memotong gading mereka yang indah. Mendengar cerita itu, burung gagak berkata,
"Jangan bersedih, Tigran. Ambillah kapak dan pergilah ke hutan. Potongnya 40 kayu bakar dan tumpuklah di dalam gerobak.”
Baca Juga : Burung Tertua di Dunia Berusia 68 Tahun Baru Saja Bertelur Lagi!
Tanpa banyak bertanya, Tigran melakukan yang diperintahkan si gagak. Ia memotong 40 potong kayu bakar dan menumpuknya di dalam gerobak. Gagak itu muncul lagi dan terbang berputar-putar di atas gerobak. Pada putaran ke 40, tiba-tiba saja kayu-kayu bakar itu berubah menjadi gading gajah.
Tigran sangat takjub. Dengan gembira ia membawa gerobak berisi 40 batang gading ke istana Sultan. Betapa girangnya sang sultan saat melihat tumpukan tinggi gading gajah itu. Sangkar besar segera dibangun, dan burung cantik kesayangan Sultan Ashkan dimasukkan ke dalamnya.
Burung itu melompat-lompat gembira di rumah barunya, tetapi tidak bernyanyi. Abdal si pelayan semakin iri hati. Dengan liciknya ia berkata lagi,
"Tigran menemukan burung ini di hutan. Hamba rasa, burung ini pasti ada pemiliknya. Andai saja pemilik burung ini ada di sini, tentu burung itu mau disuruh menyanyi untuk Yang Mulia.”
"Tak ada yang tahu, siapa sebetulnya pemilik burung indah ini,” jawab Sultan Ashkan dengan sedih.
"Tigran yang membawa 40 gading, pasti bisa menemukan pemilik burung ini, Yang Mulia," kata Abdal.
Maka, Sultan Ashkan memanggil Tigran dan menyuruhnya mencari pemilik asli burung itu.
"Bagaimana aku tahu siapa pemiliknya?" kata Tigran. "Aku menangkapnya di hutan."
"Itu urusanmu," kata Sultan Ashkan. "Jika kau tak menemukannya, kau akan kuhukum!”
Pemuda itu pulang ke rumah dengan sedih.
Tiba-tiba gagak itu muncul dan berkata, "Pergilah menghadap Sultan Ashkan dan mintalah kapal yang memiliki taman serta kolam yang sangat indah." (Bersambung)
Cerita: Arsip Majalah Bobo
Baca Juga : Wah, Burung Beo Kea Bisa Menularkan Kebahagiaan dengan Temannya, lo!
Lihat video ini juga, yuk!
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR