Bobo.id - Pernahkah teman-teman mendengar istilah hujan asam?
Meskipun namanya hujan asam, hujan ini bukan merupakan hujan yang punya rasa asam, lo, teman-teman.
Hujan asam atau acid rain dinamakan demikian karena hujan ini turun dengan membawa berbagai komponen asam, seperti asam sulfat atau asam nitrat.
Hujan asam yang mengandung berbagai komponen asam ini bisa turun dalam berbagai bentuk, lo, bukan hanya hujan yang biasa kita lihat.
Baca Juga : Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga, Kenali 4 Tingkatan Status Gunung Berapi
Hujan asam bisa turun dalam bentuk debu, gas, hujan, salju, kabut, maupun hujan es dan bisa terjadi karena faktor alam maupun faktor yang disebabkan oleh manusia.
Faktor alam yang menyebabkan hujan asam beberapa di antaranya adalah dari zat yang dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan yang membusuk ataupun sisa erupsi gunung berapi.
Aktivitas kita sehari-sehari juga bisa menjadi penyebab turunnya hujan asam, lo, teman-teman, seperti asap dari kendaraan yang kita gunakan sehari-hari.
Asap dari kendaraan bermotor dan hasil pembakaran menimbulkan karbon monoksida dan karbondioksida. jika bertemu dengan air bisa, membentuk asam karbonat yang merupakan kelompok asam lemah.
Selain itu, pemanasan dan pembakaran belerang juga bisa menyebabkan terciptanya hidrogen sulfida dan sulfur dioksida yang bisa membentuk asam sulfat yang termasuk sebagai asam kuat.
Meskipun bentuk hujan asam terlihat sama dengan hujan pada umumnya, tapi ternyata hujan asam mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan kita, lo, teman-teman.
Sayangnya dampak yang besar ini bukan berupa dampak positif, melainkan dampak negatif dan berbahaya bagi lingkungan bahkan bagi manusia juga.
Hujan asam yang turun tentunya juga akan turun di laut, sungai, dan danau yang berisi banyak ekosistem laut.
Baca Juga : Bagaimana Memilih Camilan Agar Kita Tetap Sehat?
Nah, air hujan yang mengandung banyak senyawa asam tadi akan memengaruhi kehidupan ekosistem laut, yang bisa menganggu rantai makanan bahkan menyebabkan hewan punah.
Sedangkan di darat, efeknya sangat terlihat pada pepohonan, nih, teman-teman, karena hujan asam bisa menghilangkan lapisan lilin pelindung alami pada daun.
Selain itu, hujan asam juga bisa menghambat pertumbuhan pohon karena kandungan asam akan menyebabkan pertumbuhan akar menjadi terganggu.
Terganggunya pertumbuhan akar pohon juga akan menyebabkan pohon atau tanaman menjadi mudah tumbang karena sistem perakaran tanaman tidak kuat.
Hewan di darat pun juga bisa terpengaruh hujan asam ini, seperti makanan yang berkurang karena tumbuhan yang mati akibat dari hujan asam.
Hewan darat yang terkena hujan asam juga bisa menjadi menderita penyakit kulit yang disebabkan oleh tingkat keasaman yang tinggi, lo.
Sedangkan dampak hujan asam bagi manusia yang akan langsung terlihat adalah kulit kita menjadi gatal dan memerah, nih, teman-teman.
Selain itu, partikel sulfat yang ada di hujan asam juga bisa masuk ke dalam paru-paru dan mengganggu pernapasan.
Baca Juga : Bagaimana Gunung Anak Krakatau Bisa Terbentuk? Ayo, Cari Tahu!
O iya, hujan asam ini bisa dicegah dan dilawan, kok, teman-teman.
Karena hujan asam banyak diakibatkan oleh polusi, maka cara paling tepat untuk mencegah terjadinya hujan asam adalah dengan mengurangi polusi yang ada, nih.
Untuk mengurangi polusi, cara paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan mengemat pemakaian energi listrik agar pembakaran minyak bumi yang berasal dari fosil berkurang.
Selain itu, kita juga bisa mulai naik kendaraan umum saat akan bepergian, lo, karena hal ini juga bisa mengurangi pembakaran minyak bumi.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR