Bobo.id - Teman-teman, apa kamu tahu? Tahun 2019 diprediksi menjadi tahun terpanas, lo.
Tahun ini diprediksi akan menjadi tahun yang lebih panas kalau dibandingkan dengan 4 tahun terakhir.
Selain karena dampak perubahan iklim global, ini juga merupakan dampak dari El Nino.
Peristiwa ini terjadi sejak bulan Desember 2018 dan diperkirakan akan berakhir pada bulan Februari 2019.
Apa itu El Nino, ya?
El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi di Samudra Pasifik, teman-teman.
Baca Juga : Unik! Awan Kelvin Helmholtz Ini Bentuknya Seperti Gelombang Laut
Ketika peristiwa El Nino terjadi, suhu permukaan air di Samudra Pasifik meningkat, nih.
Kemudian peningkatan suhu tersebut menyebabkan pola cuaca yang tidak menentu.
Nama El Nino sendiri adalah istilah dalam bahasa Spanyol yang berarti "anak yang diberkati".
Yang pertama kali menyebut dengan istilah tersebut adalah para nelayan di Amerika Selatan, teman-teman.
Ada ciri-ciri yang ditetapkan oleh para ilmuwan untuk menetapkan peristiwa El Nino ini.
Yang pertama, saat suhu di daerah ekuator perairan Pasifik naik 5 derajat Celcius dari rata-rata selama tiga bulan berturut-turut.
Yang kedua, saat kondisi atmosfer dan pola hujan berubah.
Jika keduanya terjadi, ilmuwan akan menetapkan bahwa sedang terjadi El Nino.
Peristiwa ini bisa terjadi sekitar 2 - 7 tahun sekali, teman-teman.
Baca Juga : Di Samudra Pasifik, Ada Tempat Sampah Lautan Terbesar! Apa Isinya?
Angin normal dari timur ke arah barat menjadi melemah. Air yang hangat pun bergerak ke arah timur.
Uap air naik ke udara dan membuat dampak hujan.
Di dalam lautan, air yang hangat mendorong bagian air yang dingin lebih dalam. Sehingga air yang lebih bernutrisi tidak bisa naik.
Karenanya, banyak satwa laut yang bermigrasi ke perairan yang lebih dingin.
Di darat, El Nino juga ada dampaknya, teman-teman.
Di benua Amerika, peristiwa El Nino membuat peristiwa alam seperti badai, hujan, dan banjir semakin banyak terjadi.
Di Asia Tenggara dan Australia, dampak dari peristiwa ini dalah kebakaran hutan dan lahan, serta suhu air laut yang semakin dingin.
Karenanya, saat ini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mempersiapkan pencegahan agar kebakaran hutan tidak terjadi.
Teman-teman mungkin punya banyak pertanyaan tentang hal di sekitarmu. Dengan membaca, kamu jadi tahu jawabannya.
Semakin banyak membaca, semakin kita tahu banyak hal. Yuk, membaca! #AkuBacaAkuTahu
Baca Juga : Warna Perairan Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik Berbeda, Apa Sebabnya?
Lihat video ini juga, yuk!
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR