Bobo.id - Teman-teman sudah pernah melihat fenomena hujan meteor?
Pasti ada yang sudah pernah dan ada juga yang belum.
Hujan meteor ini memang jarang sekali terjadi, teman-teman. Dalam setahun hanya ada sekitar 22 kali fenomena hujan meteor.
Baca Juga : 5 Kawah Meteor Terbesar di Bumi, Ada yang Diameternya 300 Kilometer!
Bagi teman-teman yang sudah pernah lihat, pasti tahu betapa indahnya hujan meteor itu. Hujan meteor terlihat seperti bintang jatuh yang bewarna-warni, lo.
Untuk teman-teman yang belum pernah lihat, tenang saja, ya!
Baca Juga : Hebat! 2 Hewan Ini Dapat Menahan Lapar Hingga Berbulan-bulan
Perusahaan di Jepang yang bernama Astro Live Experiences (ALE) sedang berusaha untuk membuat teknologi yang memungkinkan kita bisa melihat hujan meteor kapan saja, lo!
Nah, apakah hal itu hanya sekedar rencana saja?
Tentu tidak, teman-teman. Astro Live Experiences (ALE), baru saja mengirim prototipe pertama ke luar angkasa dengan roket Epsilon untuk uji coba, lo.
Baca Juga : 4 Hal yang Menyebabkan Gigi Jadi Kuning, Pernah Melakukannya?
Dari orbit rendah Bumi, pada ketinggian sekitar 400 kilometer, satelit 65 kilogram akan mengeluarkan muatan peluru logam kecil berdiameter sekitar satu sentimeter ke arah Bumi.
Jadi sebenarnya, meteor yang nanti kita lihat adalah peluru logam, teman-teman. Tapi dari Bumi kita akan melihatnya seperti meteor yang berjatuhann, lo.
Baca Juga : Hati-Hati, Ini Dampaknya Jika Kita Ngemil Berlebihan
Peluru logam tersebut dirancang oleh ALE agar bisa menembus atmosfer, seperti halnya hujan meteor.
Peluru logam tersebut juga akan menghasilkan hujan garis warna-warni cahaya di langit yang bisa dilihat dalam jarak 200 kilometer, lo.
ALE juga membekali peluru logam yang cukup disetiap satelit untuk melakukan beberapa pertunjukan huja meteor buatan.
Baca Juga : Wah, 3 dari 5 Spesies Tanaman Kopi Liar Berisiko Terancam Punah!
Proyek yang sedang digarap oleh ALE ini diberi nama, Sky Canvas.
"Dibandingkan dengan yang alami, meteor kami lebih masif dan perjalanan melalui atmosfer lebih lambat, yang memungkinkan mereka(hujan meteor buatan) bisa diamati untuk waktu yang lebih lama," kata Hiroki Kajihara dari ALE, dikutip dari Science Alert.
Baca Juga : Unboxing dan Komparasi Hot Wheels Batmobile BVS x Justice League
Tetapi membuat peluru logam itu menembak secara teknis cukup sulit, lo, teman-teman.
Untuk membakar atmosfir, peluru logam membutuhkan kecepatan yang cukup, sehingga mereka harus ditembakkan dari satelit, bukan hanya dilepaskan.
Dan mekanisme untuk melakukan itu harus memiliki recoil (hentakan ke belakang) sesedikit mungkin, untuk menghindari pengiriman penembakan satelit mundur ke ruang angkasa. Rumit juga, ya.
Baca Juga : Mengenang Pertempuran 10 November di Tugu Pahlawan Surabaya
Tim ALE telah mengembangkan tangki gas yang digerakkan oleh tekanan yang menembakkan peluru logam dengan kecepatan 8 km per detik.
"Ini adalah sesuatu yang belum pernah dikembangkan di Bumi dan kita perlu memastikan itu bekerja di ruang angkasa." Jelas insinyur ALE, Adrien Lemal.
Baca Juga : Seekor Anak Beruang Tidak Bisa Tinggal di Kebun Binatang dan Cagar Alam, Apa Sebabnya?
Tim pengembangan dari ALE berencana akan mengoperasikan satelit berpeluru logam tersebut pada tahun 2020.
Wah, apa benar kita bisa merasakan hujan meteor kapan saja? Kita tunggu perkembangannya, ya, teman-teman!
Baca Juga : NASA Menemukan Planet dengan Ukuran yang Tidak Biasa, Sebesar Apa, ya?
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR