Bobo.id - Beberapa hewan seperti kucing atau anjing menggunakan ekor salah satunya untuk berkomunikasi dengan manusia atau hewan lainnya.
Seperti contohnya, saat kucing mengangkat ekornya tinggi-tinggi, itu berarti dia sedang tenang dan merasa nyaman dengan kita.
Tapi kalau ekornya naik ke atas, terlihat besar, dan bulunya tegak, hal ini menandakan kucing sedang merada terancam.
Lain lagi kalau kucing menggoyangkan ekornya ke depan atau belakang, yang berarti dia merasa sedang ada bahaya, teman-teman.
Baca Juga : 5 Jenis Ikan Berdasarkan Cara Makannya, Apa Kamu Bisa Membedakannya?
Walaupun ekor pada kucing berguna salah satunya untuk berkomunikasi, di Inggris ada, lo, jenis kucing yang tidak memiliki ekor.
Kucing ini berjenis kucing manx atau manx cat yang bisa ditemui dengan mudah di kota-kota di Inggris.
Apa yang menyebabkan kucing manx tidak memiliki ekor, ya?
Mutasi gen
Tahun 2013, ada satu jenis gen yang menunjukkan bahwa gen ini memiliki emat mutasi gen yang bisa membuka peluang pada hilangnya ekor.
Empat mutasi gen ini ternyata cenderung memiliki spesifikasi gen yang sesuai dengan kucing manx atau kucing lain yang tidak memiliki ekor.
Nah, mutasi gen ini kemudian dibawa dan diturunkan kepada anak-anak kucing manx, nih, teman-teman.
Baca Juga : Gemas! Domba Ini Seperti Boneka Berjalan, Pernahkah Kamu Melihatnya?
Karena kucing ras manx banyak ditemukan di Isle of Man yang terletak di perbatasan antara Inggris dan Irlandia, maka Leslie Lysons, seorang pakar kucing dan genetika dari University of Missouri, Kolombia mengambil beberapa sampel kucing manx dari tempat tersebut.
Dari hasil yang ditemukan di Isle of Man, dapat disimpulkan kalau semua kucing manx yang tidak memiliki ekor ini semuanya berasal dari tempat ini.
Bahkan kucing ras manx ini sudah hidup dan berkembang biak selama ribuan tahun, lo.
Seorang penduduk Isle of Man yang juga menulis buku A De-Tailled Account of Manx Cat mengatakan kalau kucing manx pertama terlihat pertama kali pada pertengahan abad 18.
Risiko kucing manx tidak memiliki ekor
Karena kucing menggunakan ekornya untuk berbagai kebutuhan, seperti berkomunikasi dan keseimbangan, maka kucing yang tidak memiliki ekor dianggap sebagai seuatu yang tidak wajar.
Selain itu, tidak ditemukan adanya keuntungan natural pada kucing yang tidak memiliki ekor, bahkan ada masalah kesehatan yang bisa didapatkan oleh kucing manx, lo.
Masalah kesehatan bisa dialami oleh kucing manx karena kucing ini memiliki terlalu sedikit tulang di bagian belakang tubuh mereka.
Baca Juga : Gawat! Ini yang Terjadi pada Lautan Jika Populasi Hiu Terus Menurun
Bukan hanya itu, kucing manx juga bsia saja menjadi pincang ketika berjalan, nih, teman-teman.
Karena alasan kesehatan inilah, beberapa peternak kucing manx memilih untuk tidak lagi melestarikan atau beternak kucing manx.
Sedangkan beberapa peternak kucing yang ahli, akan membuat kucing manx memiliki tulang belakang yang lebih sehat.
Punya karakteristik yang berbeda
Selain berbeda dari kucing lain karena tidak memiliki ekor, karakteristik atau sifat kucing manx juga berbeda dengan kucing lain, lo, teman-teman.
Ras kucing manx adalah kucing yang setia menemani pemiliknya berjalan-jalan.
Teman-teman juga pasti mengetahui kalau sebagian besar kucing benci jika terkena air, tapi hal sebaliknya terjadi pada kucing manx, nih.
Kucing manx adalah ras kucing yang suka bermain air, bahkan mereka senang berenang.
Baca Juga : Wah, Rupanya Ular Piton Juga Bisa Terserang Kutu dan Jadi Sakit
Fungsi ekor kucing
Nah, ekor kucing ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi saja, lo, tapi juga berguna untuk menjaga keseimbangan dan juga untuk menghangatkan tubuh.
Ekor kucing sangat berguna untuk menjaga keseimbangan saat kucing berjalan di area yang mempunyai pijakan yang sempit.
Dengan menggerak-gerakkan ekornya, kucing akan bisa menyeimbangkan tubuhnya dan tidak terjatuh.
Sedangkan untuk menghangatkan diri, kucing akan melingkarkan ekor hingga mengelilingi tubuhnya agar mendapatkan kehangatan.
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR