Bobo.id – Belakangan ini, hujan hampir terjadi setiap hari. Maka itu, teman-teman jangan lupa bawa payung atau jas hujan, ya.
Payung dan jas hujan sangat bermanfaat untuk melindungi kita saat hujan agar pakaian dan tubuh kita tidak basah.
Nah, kali ini, Bobo akan membahas tentang jas hujan, teman-teman.
Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Bagaimana Proses Terjadinya Hujan di Bumi, ya?
Jas hujan yang sekarang ini sering kita lihat atau bahkan kita pakai dibuat secara khusus supaya pemakainya tidak basah terkena air hujan.
Biasanya, jas hujan dibuat dari plastik, baik itu plastik tipis yang sekali pakai maupun yang tebal dengan kualitas yang baik.
Namun, tahukah teman-teman? Ternyata jas hujan awalnya tidak berbahan seperti sekarang ini, lo.
Dulu, jas hujan dibuat dengan sangat sederhana, yang penting si pemakai tetap kering saat hujan datang.
Baca Juga : Cepat Lapar Ketika Hujan Turun? Ternyata Ini Penyebabnya
Tiongkok Kuno
Salah satu jas hujan yang paling awal diciptakan adalah jas hujan yang dibuat di Tiongkok Kuno.
Menurut catatan sejarah, jas hujan sudah ada sekitar tahun 1000 Masehi.
Nah, bentuknya seperti jubah dan terbuat dari jerami atau rumput, teman-teman.
Biasanya, jas hujan jerami ini dipakai oleh para petani supaya mereka tetap bisa bekerja di ladang atau sawah meskipun turun hujan.
Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Inilah yang Harus Diperhatikan Saat Terserang Flu
Jas hujan dari jerami ini memang bisa menjaga tubuh tetap kering. Sayangnya, jubah ini sangat berat dan kaku.
Maka itu, orang-orang di Tiongkok Kuno mulai mencari bahan lain untuk jas hujan.
Mereka kemudian menemukan suatu cara, yaitu membuat anyaman rumput dan daun yang masih segar supaya lebih ringan dan lentur.
Ada juga orang Tiongkok Kuno yang membuat jas hujan dengan kain sutra ringan dan diolesi minyak.
Air yang sifatnya tidak bisa bersatu dengan minyak juga tidak akan terserap pada kain.
Baca Juga : Apakah Burung Tetap Terbang Meski Sedang Hujan Deras? Ayo, Cari Tahu!
Amerika Selatan
Selain Tiongkok, orang-orang yang tinggal di Amerika Selatan juga punya jas hujan buatannya sendiri.
Sekitar tahun 1200-an, orang-orang yang tinggal di daerah Amazon menggunakan zat alami untuk membuat jas hujan.
Mereka mengambil lateks dari pohon karet dan dioleskan pada pakaian supaya pakaian mereka tetap kering walaupun terkena hujan.
Saat orang Eropa datang ke Amerika Selatan pada 1700-an, mereka pun mengikuti cara warga Amerika Selatan dalam membuat jas hujan.
Baca Juga : Mengapa Katak Lebih Sering Berbunyi Saat Musim Hujan?
Namun, kekurangan dari jas hujan model seperti ini adalah karet merupakan bahan yang akan berubah menjadi lengket saat cuaca panas dan kaku saat cuaca dingin.
Akhirnya, pada 1823, seorang ahli kimia asal Skotlandia bernama Charles Macintosh membuat jas hujan modern.
Bahannya masih terbuat dari karet supaya tahan air. Namun, karet ini dilarutkan dalam zat yang berasal dari membakar batu bara sehingga karet menjadi lentur.
Sayangnya, jas hujan seperti ini sangat bau dan proses pembuatannya juga cukup berbahaya.
Baca Juga : Sudah Memasuki Musim Hujan, Bagaimana Proses Terjadinya Hujan?
Jas Hujan Zaman Sekarang
Pada 1900-an, bahan-bahan sintetis seperti plastik dan nilon mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Banyak benda yang dibuat dengan bahan ini, termasuk juga jas hujan, teman-teman.
Menurut catatan sejarah, jas hujan yang dibuat dari plastik mulai terkenal setelah Perang Dunia II.
Jas hujan plastik ini terus dipakai oleh bvanyak orang sampai sekarang karena benar-benar tahan air dan lebih mudah dibuat.
Nah, kalau teman-teman lebih suka pakai jas hujan atau payung? Ceritakan pada Bobo, ya!
Baca Juga : Amankah Terbang Naik Pesawat Saat Sedang Turun Hujan?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR