Bobo.id - Beberapa waktu lalu, ada fenomena gerhana bulan, teman-teman.
Fenomena ini disebut dengan Super Blood Wolf Moon.
Tahun lalu, kita yang ada di Indonesia berkesempatan melihat Super Blue Blood Moon.
Wah, namanya kok beda-beda? Ini karena ada beberapa fenomena bulan yang terjadi dalam satu waktu.
Gerhana Bulan
Dalam setiap fenomena bulan di atas, bulan selalu tampak berwarna kemerahan.
Apa yang membedakan keduanya, ya?
Kalau fenomena super blood moon, merupakan gabungan dari super moon, blood moon, dan wolf moon.
Menurut NASA, fenomena ini akan kembali muncul di tahun 2021.
Baca Juga : Di Bulan Juga Ada Gempa, lo! Cari Tahu Fakta Bulan, yuk!
Kemudian, kalau fenomena super blue blood moon adalah fenomena yang lebih langka.
Yaitu gabungan antara super moon, blue moon, dan blood moon. Fenomena ini akan kembali terjadi di tahun 2037.
Kesamaan dari keduanya adalah bertepatan saat bulan ada di posisi terdekat dengan bumi, yaitu super moon.
Kemudian yang kedua adalah blood moon. Namanya berasal dari warna bulan yang memerah.
Mengapa Saat Blood Moon Cahaya Bulan Berwarna Merah?
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal blood moon sebagai gerhana bulan total, teman-teman.
Fenomena ini juga disebut sebagai bulan merah.
Teman-teman tentu tahu dong, cahaya di bulan itu merupakan pantulan cahaya dari matahari.
Baca Juga : Ada Orang yang Alergi terhadap Cahaya Matahari, Seperti Apa, ya?
Makanya, saat ada benda langit yang menghalangi sinar matahari sampai ke bulan, cahayanya jadi tidak seperti biasanya.
Saat gerhana bulan total, Bumi ada di antara matahari dan bulan. Ketiga benda langit ini berbaris dalam satu titik.
Namun, saat ini bulan melewati bayangan Bumi, teman-teman.
Karena itulah bulan tidak menghilang, tapi berubah warnanya menjadi kemerahan.
Meski Terhalangi oleh Bumi, Kok Cahaya Bulan Tetap Terlihat?
Saat terjadi gerhana bulan total, di angkasa luar, Bumi kita tampak seperti dikelilingi cincin berwarna merah.
Lingkaran merah ini muncul sebagai matahari terbit maupun matahari terbenam, bagi kita yang ada di Bumi.
Baca Juga : Ternyata Beginilah Cara Fotografer Memotret Fase Bulan Purnama
Saat itu, atmosfer Bumi membelokkan gelombang cahaya merah ke sekeliling Bumi.
Jadi, cahaya merah yang kita lihat berasal dari bulan adalah gabungan cahaya dari setiap cahaya matahari terbit dan matahari terbenam di Bumi.
Fenomena ini dijelaskan oleh John William Strutt atau Lord Rayleigh. Beliau menjelaskan warna cahaya matahari yang berbeda-beda berinteraksi dengan atmosfer Bumi.
Apa rahasia cahaya matahari yang berbeda-beda warna?
Kamu bisa mengetahui lebih dalam lagi tentang warna cahaya matahari dengan membaca artikel di bawah ini, ya!
Baca Juga : Rahasia di Balik Indahnya Matahari Terbenam yang Berwarna Oranye
Ingin tahu tentang fenomena Super Blood Wolf Moon di bulan Januari 2019 lalu?
Lihat video ini, yuk!
Source | : | Tech Insider,Space.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR