Bobo.id - Hewan laut seperti paus dan lumba-lumba memiliki sistem komunikasi yang unik, teman-teman.
Untuk berkomunikasi dengan dengan hewan lain yang ada di kawanannya, paus akan mengeluarkan suara yang sangat keras.
Sistem komunikasi dengan suara yang dibuat oleh paus dikenal sebagai sistem sonar yang berguna sebagai petunjuk arah saat mencari makan.
Selain digunakan saat mencari makan, suara yang dikeluarkan paus ini kadang terdengar seperti nyanyian dan menjadi salah satu suara terbesar yang dihasilkan oleh hewan, lo.
Baca Juga : Ternyata Ada Paus Purba yang Memakan Jenis Paus Lainnya, lo!
Selain digunakan oleh paus, sistem sonar juga digunakan oleh kapal laut dengan menghasilkan suara berfrekuensi rendah.
Sayangnya, "nyanyian" yang dihasilkan oleh paus kadang harus terhenti saat ada kapal yang lewat di perairan tempat mereka tinggal.
Tidak hanya membuat "nyanyian" paus terhenti, sistem sonar pada kapal laut juga membuat banyak paus terdampar di tepi pantai, nih, teman-teman.
Setelah melakukan penelitian sejak sekitar tahun 1980-an, peneliti akhirnya menemukan hubungan antara sistem sonar pada kapal dengan banyaknya paus yang terdampar di tepi pantai.
Ada Perubahan pada Teknik Menyelam Paus
Gelombang suara yang dihasilkan oleh kapal menyebabkan perubahan besar pada teknik menyelam paus yang sebelumnya sudah sempurna.
Saat mendengar suara sonar dari kapal laut, paus akan berenang menjauh dari sumber suara, dan inilah sebabnya mereka mengubah pola atau teknik menyelam mereka.
Sistem sonar yang berasal dari kapal laut juga membuat paus menjadi stres yang membuat paus mengesampingkan resepons menyelam mereka, karena sonar dari kapal laut mengganggu sonar yang dihasilkan oleh paus.
Baca Juga : Gurita Kelapa Punya Kebiasaan Unik Tinggal di Tempurung Kelapa
Memicu Produksi Nitrogen dalam Darah
Selain mengubah teknik menyelam paus, suara sonar yang dihasilkan oleh kapal laut juga menyebabkan adanya penyakit dekompresi dialami paus, lo.
Dekompresi adalah masalah medis yang muncul pada tubuh karena adanya peralihan cepat dari lingkungan yang bertekanan tinggi ke lingkungan yang mempunyai tekanan lebih rendah.
Penyakit ini biasanya dialami juga oleh penyelam yang berenang semakin dalam ke kedalaman laut, dan semakin banyak udara terkompresi yang dihirup.
Padahal, komponen utama dari udara terkompresi ini adalah nitrogen yang tidak bisa diserap oleh sel-sel tubuh.
Nah, hal ini juga terjadi pada paus yang panik saat mendengar suara kapal laut yang mengeluarkan sistem sonarnya.
Saat paus panik, pembuluh darah mereka akan dipenuhi dengan gelombang gas nitrogen yang menyebabkan terjadinya pendarahan di otak dan organ-organ lain rusak.
Baca Juga : Kaviar Dikenal Sebagai Makanan Mewah, Kenapa Harga Kaviar Mahal?
Paus biasanya akan secara alami menurunkan detak jantung untuk mengurangi penggunaan oksigen dan mencegah menumpuknya nitrogen.
Hal ini akan dilakukan saat paus berada jauh di bawah permukaan laut, teman-teman.
Sayangnya, ketika paus dalam keadaan panik karena mendengar suara kapal laut yang sangat keras itu, paus lupa untuk melakukan tindakan tadi.
Akibatnya, paus kemudian menjadi terkena penyakit dekompreasi yang mematikan ini.
Paus yang terganggu atau ketakutan dengan suara dari kapal laut biasanya akan berenang menjauhi sumber suara.
Inilah sebabnya ada beberapa paus yang ditemukan terdampar di tepi pantai, karena diduga menghindari suara kapal atau karena mengubah teknik menyelam mereka.
Sebanyak 10 Paus Terdampar Tahun 2002
Baca Juga : Panda Hanya Berwarna Hitam-Putih? Ternyata Ada yang Cokelat Juga, lo!
Kasus terdamparnya paus karena suara sonar yang dihasilkan oleh kapal pernah terjadi pada tahun 2002, teman-teman.
Saat itu, sebanyak 10 ekor paus terdampar di Kepulauan Canary, Samudera Atlantik setelah adanya latihan angkatan laut di sekitar kepulauan tersebut.
Karena peristiwa tersebut, saat ini penggunaan teknologi sonar di Kepulauan Canary sudah dilarang, lo.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR