Bobo.id - Perubahan iklim memberikan berbagai dampak bagi lingkungan serta penghuni Bumi, teman-teman.
Contohnya adalah banyaknya bongkahan es yang mencair di kawasan kutub.
Kawasan kutub pun jadi lebih hangat, sehingga mengancam keberadaan para hewan kutub, seperti beruang kutub dan penguin.
Selain hewan, manusia juga menjadi salah satu penghuni Bumi yang terkena dampak perubahan iklim, lo.
Contohnya adalah mengalami kesulitan tidur karena suhu lingkungan yang semakin menghangat. Ini disebabkan oleh naiknya suhu sebanyak satu derajat Celcius.
Baca Juga : Punya Warna yang Menarik, Siput Laut Naga Biru Justru Harus Diwaspadai
Hal ini membuat sekitar 100 orang mengalami kesulitan tidur selama 3 hari dalam satu bulan, lo.
Nah, selain membuat kita mengalami kesulitan tidur, perubahan iklim juga bisa membuat kasus keracunan makanan pada manusia meningkat, teman-teman.
Keracunan Makanan karena Perubahan Iklim
Meningkatnya kasus keracunan makanan karena perubahan iklim ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Kanada.
Keracunan makanan disebabkan oleh populasi lalat di dunia yang juga meningkat karena pemanasan global.
Lalat merupakan salah satu hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu, teman-teman. Mereka akan sangat mudah berkembang biak di suhu yang lebih hangat.
Saat suhu mulai menghangat inilah, telur lalat akan menetas lebih cepat sehingga populasinya meningkat.
Ketika populasi lalat semakin banyak, maka penyakit yang ditularkan lewat lalat juga otomatis akan semakin banyak.
Salah satu bakteri yang disebarkan oleh lalat adalah Campylobacter. Bakteri ini mencemari daging dan merupakan salah satu penyebab keracunan makanan di seluruh dunia.
Bakteri ini menyebar saat lalat menghinggapi makanan.
Dengan menghitung tingkat emisi gas rumah kaca yang saat ini sudah tinggi, para ilmuwan memperkirakan populasi lalat dan kasus keracunan makanan akan meningkat pada tahun 2080 mendatang.
Baca Juga : Beelzebufo, Katak Purba Terbesar di Dunia yang Beratnya 45 Kilogram
Lalat di Perkotaan Dianggap Lebih Menjijikkan
Sebuah penelitian mengungkapkan, satu ekor lalat ternyata bisa membawa 300 jenis virus, bakteri, dan parasit.
Virus, bakteri, dan parasit disebut makhluk mikroskopis. Itu karena ukuran mereka yang sangat kecil, sehingga kita hanya bisa melihatnya dengan bantuan mikroskop.
Berbagai makhluk mikroskopis itu kemudian akan menempel di tempat lalat hinggap, termasuk makanan kita.
Meskipun membawa banyak makhluk mikroskopis yang berbahaya bagi tubuh, ternyata lalat rumah yang hidup di perkotaan dianggap lebih menjijikkan, teman-teman.
Baca Juga : Semut Selalu Mendatangi Makanan, Bagaimana Ia Menemukannya, ya?
Penelitian dilakukan pada dua jenis lalat, yaitu Musca domestica atau lalat rumah dan Chrysomya megacephala.
Hasilnya, Musca domestica membawa 351 jenis bakteri, sedangkan Chrysomya megacephala hanya membawa 316 jenis bakteri.
Banyaknya bakteri, virus, dan parasit yang dibawa oleh lalat rumah ini karena di perkotaan terdapat lebih banyak kandang hewan.
Bakteri, virus, dan parasit biasanya akan hidup di seluruh tubuh lalat, tapi makhluk mikroskopis ini akan lebih banyak menempel di bagian kaki dan sayap lalat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR