Bobo.id - Selama sekitar 38 tahun, lebah raksasa Wallace dianggap punah karena tidak pernah terlihat menampakkan dirinya.
Setelah dianggap punah selama puluhan tahun, tim ahli biologi Amerika utara dan Australia menemukan kembali keberadaan lebah terbesar di dunia ini, teman-teman.
O iya, lebah Wallace ini ditemukan dalam keadaan hidup di Indonesia, lo, tepatnya di Maluku Utara.
Lebah ini, ditemukan di dalam sebuah sarang anti rayap di pohon dengan ketinggian lebih dari dua meter di atas tanah.
Baca Juga : Ini Penyebab Sengatan Lebah Jadi Sengatan Serangga Paling Sakit
Lebah Wallace Ditemukan di Maluku Utara
Lebah Wallace ditemukan di Maluku Utara berkat adanya program bernama Pencarian Spesies yang Hilang dari Pelestarian Satwa Global.
Seorang fotografer yang bernama Clay Bolt mengikuti pencarian yang berlangsung selama lima hari di Maluku Utara.
Pencarian ini dilakukan Pak Bolt bersama dengan entomolog Universitas Princeton bernama Eli Wyman, seorang profesor di Saint Mary's University di Kanada bernama Glen Chilton, dan seorang profesor biologi Universitas Sydney bernama Simon Robson.
Nah, setelah melakukan pencarian, akhirnya pada hari terakhir tim ini berhasil menemukan keberadaan lebah Wallace di pohon dengan ketinggian lebih dari dua meter.
Punya Ukuran Tubuh yang Besar
Lebah Wallace berukuran lebih besar dari lebah madu dan disebut sebagai lebah terbesar di dunia, nih, teman-teman.
Panjang tubuhnya bisa mencapai ukuran empat sentimeter dengan panjang lidah yang bisa mencapai tiga sentimeter.
Selain berukuran besar, lebah Wallace juga mempunyai mandibula seperti yang dimiliki oleh kumbang rusa.
Baca Juga : Rubah Fennec Punya Telinga yang Sangat Besar, Untuk Apa, ya?
Mandibula adalah rahang bawah pada bagian mulut artropoda yang digunakan untuk menggigit atau memotong dan memegang makanan.
Lebah Wallace juga mempunyai mulut dan labrum yang besar. Fungsinya untuk membuat sendi lebih stabil.
Labrum adalah sabuk tulang rawan berbentuk melingkar yang melingkupi bola dan soket sendi seperti pinggul dan bahu.
Sempat Dikira Sudah Punah
Lebah Wallace terakhir terlihat pada 1981 oleh seorang ahli serangga dari Amerika, Adam Messer.
Setelah itu, lebah Wallce sempat dikira sudah punah selama 38 tahun karena tidak pernah terlihat di mana pun.
Pada 1981, Pak Messer menemukan lebah raksasa ini di tiga pulau di Indonesia. Ia mengamati bagaimana lebah Wallace menggunakan mandibula raksasa untuk mengumpulkan damar dan kayu untuk sarangnya yang anti rayap.
Baca Juga : Wah, Tim Ilmuwan Berhasil Memotret Leopard Hitam yang Langka
Dari lebah betina yang ditemukan, Pak Messer juga menemukan lebah ini menggunakan rahang bawahnya untuk mengikis resin pohon.
Sedangkan dengan menggunakan labrum dan mandibula, lebah Wallace betina menggulung resin menjadi bola besar yang kemudian dibawa ke sarang.
Sebelum ditemukan terakhir kali pada 1981, lebah Wallace ditemukan pertama kali pada tahun 1858 oleh penjelajah Inggris, Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan, Indonesia.
Lebah Wallace betina yang ia temukan digambarkan sebagai serangga besar seperti tawon hitam dengan rahang yang sangat besar seperti kumbang rusa.
Memberi Informasi Baru
Sebenarnya, lebah Wallace juga tercatat pernah ditemukan tahun lalu. Sayangnya, lebah tersebut ditemukan dalam keadaan sudah mati, teman-teman.
Karena lebah Wallace merupakan lebah pemalu dan jarang sekali terlihat, peneliti belum banyak mengetahui tentang lebah terbesar ini.
Beberapa hal yang mereka ketahui salah satunya hanyalah lebah Wallace membuat sarang anti rayap dengan melapisinya menggunakan resin.
Baca Juga : Tak Hanya Unta, 3 Hewan Ini Juga Bisa Bertahan Hidup di Padang Pasir
Nah, itulah sebabnya penemuan lebah Wallace ini dianggap sebagai penemuan yang membahagiakan bagi para ilmuwan.
Dengan ditemukannya lebah yang dianggap sudah punah ini, para ilmuwan berharap mendapatkan berbagai informasi baru mengenai lebah ini.
Para ilmuwan juga berharap bisa menemukan habitatnya yang terpencil dan secara tidak langsung bisa melindungi mereka dari perburuan dan penjualan hewan langka.
Namun, tetap saja, lebah Wallace merupakan hewan yang harus dilindungi, teman-teman.
Itu karena habitatnya yang hilang disebabkan oleh perubahan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit atau aktivitas lain.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Wired,The Guardian,Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR