Bobo.id - Dalam film maupun bukutentang detektif, salah satu peralatan yang tidak boleh ketinggalan adalah kaca pembesar.
Dengan menggunakan kaca pembesar, detektif bisa mengamati benda-benda yang mencurigakan secara lebih jelas karena benda tersebut menjadi terlihat lebih besar.
Selain digunakan oleh detektif, kaca pembesar juga digunakan untuk berbagai keperluan lain, misalnya membantu orang lanjut usia untuk melihat tulisan lebih jelas dan lebih besar.
Baca Juga : Bisakah Sidik Jari Manusia Menghilang?
Jika diperhatikan, kaca yang digunakan untuk membuat kaca pembesar memang beda dari kaca pada umumnya yang biasa kita temui, misalnya di jendela rumah.
Kaca yang digunakan pada kaca pembesar adalah kaca cembung atau kaca yang melengkung ke bagian dalam.
Nah, sebenarnya apa, ya, yang membuat kaca pembesar bisa membuat benda-benda terlihat lebih besar?
Penggunaan Kaca Cembung
Kaca pembesar merupakan bentuk paling sedehana dari mikroskop, yaitu alat yang digunakan untuk mengamati objek berukuran besar agar terlihat lebih besar.
Kaca pembesar atau lup terdiri dari sebuah lensa cembung yang bisa memperbesar sebuah benda atau objek.
Benda-benda yang berbentuk cembung bisa kita temukan dengan mudah, nih, teman-teman. Salah satunya adalah sendok yang kita gunakan untuk makan.
Baca Juga : Tak Banyak yang Tahu, Inilah Arti 3 Warna Lampu Sirine Kendaraan
Yap, cembung artinya melngkung ke luar, berbeda dengan cekung yang melengkung ke dalam.
Para sejarawan mengatakan, kaca pembesar pertama diciptakan oleh seorang ilmuwan bernama Alhazen pada tahun 1021.
Bagaimana Kaca Pembesar Membuat Benda Terlihat Lebih Besar?
Lup membuat benda terlihat lebih besar karena lensa cembung membelokkan atau membiaskan sinar cahaya.
Cahaya yang dibiaskan ini kemudian akan berkumpul atau menyatu dalam satu titik.
Sebenarnya, saat cahaya melewati lensa, sinar cahaya tadi berbentuk pararel atau bergerak ke arah yang sama dan terpisah jarak pada setiap titik tertentu.
Namun, saat melewati lensa cembung, sinar cahaya pararel tadi menjadi terkumpul pada satu titik yang sama.
Nah, kaca pembesar pada dasarnya menipu mata kita untuk melihat sesuatu yang tidak ada, lo, teman-teman.
Baca Juga : Tanah Vulkanik dari Letusan Gunung Berapi Sangat Subur, Apa Sebabnya?
Sinar cahaya dari objek yang masuk secara pararel melalui lensa cembung ini akan dibiaskan sehingga sinar pararel tadi akan bertemu dan membuat gambar virtual pada retina mata kita.
Gambar virtual inilah yang menjadi terlihat lebih besar karena adanya dasar geometri sederhana, yaitu mata kita menelusuri cahaya kembali dalam garis lurus ke gambar virtual.
Garis lurus ini adalah garis yang lebih jauh dari mata dibandingkan objek tersebut, sehingga benda yang kita lihat melalui kaca pembesar terlihat menjadi lebih besar.
Selain itu, cahaya juga bergerak dengan kecepatan yang berbeda pada media yang berbeda juga, asalkan kedua benda tersebut memiliki kepadatan yang berbeda.
Perubahan kecepatan cahaya ini menyebabkan cahaya akan membengkok. Pembengkokan cahaya ini menyebabkan distorsi atau gangguan pada gambar yang terbentuk.
Nah, jumlah distorsi pada gambar tergantung pada jarak lensa dengan objek yang teman-teman amati menggunakan kaca pembesar.
Perubahan ukuran objek akan terlihat jelas jika jarak antara kaca pembesar dengan objek berada pada jarak yang tepat.
Kalau objek dengan kaca pembesar terlalu dekat atau bahkan menempel, perubahan ukuran tidak akan terlihat.
Baca Juga : Saat Tidur, Bagian Bantal yang Ada di Bawah Terasa Dingin, Kenapa, ya?
Lensa Cembung Digunakan dalam Berbagai Alat
Lensa cembung tidak hanya digunakan pada kaca pembesar saja, teman-teman, tapi juga bebagai benda yang kita gunakan sehari-hari.
Para ilmuwan merasakan penggunakan lensa cembung ini pada mikroskop yang mereka gunakan untuk meneliti berbagai objek berukuran kecil, seperti bakteri.
Selain itu, lensa cembung juga digunakan dalam teropong, teleskop, hingga kamera, lo, teman-teman.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | wonderopolis.org,Sciencing |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR