Bobo.id - Siapa yang sudah pernah mendengar nama Albert Einstein atau Stephen Hawking?
Kedua nama tadi sangat populer, karena dianggap memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Albert Einstein adalah seorang profesor dan ilmuwan yang terkenal di abad 20. Ia dianggap sebagai salah satu orang terpintar karena memiliki IQ 190.
Selain Albert Einstein yang mempunyai IQ 190, ada juga Stephen Hawking, yaitu ilmuwan fisika teoritis yang juga berprofesi sebagai profesor matematika di Universitas Cambridge, Inggris.
Baca Juga : Ingin Tahu Tips Ampuh Meningkatkan Kecerdasan? Yuk, Belajar Matematika!
Stephen Hawking tercatat mempunyai IQ sebesar 160, lo, teman-teman.
Tingkat IQ yang dimiliki seseorang akan memengaruhi kemampuan berpikir, berakal, dan menanggapi sesuatu atau dikenal dengan kecerdasan intelektual.
Nah, biasanya kita akan melalui serangkaian tes untuk bisa mengetahui tingkat IQ, dan seseorang dikatakan jenius jika hasil tes menunjukkan angka di atas 140, sedangkan angka di bawah 70 termasuk rendah.
Baca Juga : Tubuh Selalu Berkeringat Setelah Minum Obat Demam? Ini Sebabnya
Tapi ternyata tingkat kecerdasan seseorang tidak hanya diukur berdasarkan IQ saja, lo, karena ada EQ dan AQ yang juga ikut menentukan tingkat kecerdasan seseorang.
Yuk, kita cari tahu apa bedanya IQ, EQ, dan AQ!
IQ
IQ adalah singkatan dari intelligent quotient atau kecerdasan individu dan berhubungan dengan kemampuan penalaran atau berpikir.
Intelligent atau intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu atau seseorang untuk berpikir dan bertindak secara logis, terarah, dan bisa mengauasai serta mengolah lingkungan dengan lebih efektif.
Kepintaran seseorang sering diukur dengan melihat tingkat IQ, karena aspek ini memang berguna untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan persoalan-persoalan baru, hingga menciptakan sesuatu yang bisa memunculkan penghargaan.
Baca Juga : Dokter Memiliki Peralatan Palu Kecil untuk Pemeriksaan, Apa Fungsinya?
Secara singkat, IQ mewakili kecerdasan dasar yang dimiliki seseorang dan mencakup sejumlah kemampuan.
Selain kecerdasan yang sudah disebutkan di atas, IQ juga berguna untuk berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan kemampuan belajar.
Itulah sebabnya beberapa orang yang memiliki tingkat IQ yang tinggi biasanya berbicara lebih cepat dan mampu menguasai beberapa bahasa saat usianya masih kecil.
Dalam aspek IQ, hanya dimasukkan kemampuan kognitif saja, nih, teman-teman, tanpa adanya aspek psikologis atau berkaitan dengan emosi individu tersebut.
EQ
Berbeda dengan IQ yang mengukur tingkat kecerdasan seseorang dengan aspek kognitif, EQ berhubungan dengan aspek emosional.
Kepanjangan dari EQ adalah emotional quotient, yaitu kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
Beberapa orang mengatakan kalau tingkat EQ yang dimiliki seseorang lebih penting dibandingkan dengan IQ, lo.
Baca Juga : Saat Berenang, Air Bisa Masuk ke Hidung Kita dan Terasa Sakit, Kenapa?
Orang dengan EQ tinggi dianggap akan lebih mudah untuk memahami, berempati, dan melakukan diskusi dengan orang lain di sekitarnya.
Selain itu, EQ juga dianggap lebih penting karena akan membantu kita untuk lebih mudah membangun hubungan dengan orang lain dengan menggunakan emosi yang dimilikinya.
Ada lima hal utama pada kecerdasan emosional kita, nih, yaitu bisa menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, peka terhadap emosi orang lain, bisa merespons serta bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, dan bisa menggunakan emosi sebagai cara untuk memotivasi diri.
AQ
AQ merupakan singkatan dari adversity quotient yang disebut juga dengan ilmu ketahanan.
Istilah ini muncul karena AQ adalah aspek yang mengukur kemampuan seseorang untuk berurusan dengan tekanan yang muncul dalam dirinya.
Tidak hanya tekanan, tapi AQ juga mengukur bagaimana kita menghadapi kesulitan yang ada di depan kita dan mengatasi kesulitan, nih, teman-teman.
Baca Juga : Wah, Ternyata Sarapan Memengaruhi Nilai Kita di Sekolah, lo!
Ada tiga tingkatan dalam AQ, yaitu quitters, campers, dan climbers yang digunakan untuk mengetahui kemampuan AQ seseorang.
Tingkat quitters atau orang-orang yang berhenti adalah ketika seseorang menyerah saat menghadapi kesulitan, tidak berusaha, dan hanya mengeluh.
Sedangkan campers yaitu orang-orang yang berkemah, adalah orang yang pada awalnya berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Baca Juga : Sebenarnya Apa Fungsi Sistem Imun Bagi Tubuh Kita, ya? #AkuBacaAkuTahu
Tapi di tengah jalan, ia merasa bahwa usahanya sudah cukup dan berhenti atau tidak berusaha lagi, nih, padahal kesulitan yang dihadapinya belum selesai sepenuhnya.
Lalu yang terakhir adalah tingkat climbers atau orang yang mendaki, yaitu mereka yang selalu selalu mendaki untuk bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Tujuan "pendakian" yang dilakukannya adalah untuk menemukan kebahagiaan di hidupnya.
Mana yang Lebih Penting, IQ, EQ, Atau AQ?
Banyak yang mengatakan kalau IQ lebih penting dibandingkan EQ atau AQ, tapi ada juga yang mengatakan EQ lebih penting dari IQ dan AQ, sedangkan beberapa orang menganggap AQ tidak kalah penting dibandingkan EQ dan IQ.
Wah, sebenarnya mana yang lebih penting dari ketiganya, ya?
Ternyata tidak ada satu quotient atau kemampuan yang lebih penting dibandingkan kemampuan yang lain, lo, teman-teman.
Baca Juga : Mata Silinder Berbeda dengan Mata Minus, Cari Tahu Faktanya, yuk!
Keseimbangan dari tiga kemampuan, yaitu IQ, EQ, dan AQ lebih penting untuk dimiliki oleh seseorang.
Itulah sebabnya orang yang mempunyai keseimbangan IQ, EQ, dan AQ disebut sebagai individu terbaik, karena bisa mengelola emosi mereka dengan baik tapi tetap bisa memahami situasi kehidupan.
Setiap kemampuan sebenarnya mempunyai peran yang signifikan atau jelas pada pertumbuhan seseorang.
Baca Juga : Bisakah Sidik Jari Manusia Menghilang?
Misalnya IQ yang berperan pada prestasi kita di sekolah, EQ yang membuat kita mudah bersosialiasi, dan AQ yang membantu kita menghadapi masalah, misalnya mendapat nilai ulangan yang jelek.
O iya, tingkat kemampuan IQ, EQ, dan AQ yang dimiliki seseorang dapat berubah seiring pertumbuhan dan bertambahnya usia kita, teman-teman.
Source | : | verywell,inc-asean.com,practo.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR