Bobo.id - Supermoon terakhir di tahun 2019 akan muncul di bulan Maret ini, lo.
Kali ini, supermoon nya bernama Super Worm Moon.
Super Worm Moon diperkirakan akan terlihat pada tanggal 20 Maret 2019. Tepat setelah ekuinoks bulan Maret.
Cari tahu serba-serbi Super Worm Moon dan ekuinoks bulan Maret, yuk!
Super Worm Moon
Tahun ini, bulan purnama di bulan Maret akan muncul beberapa jam setelah ekuinoks bulan Maret, teman-teman.
Di belahan Bumi bagian utara, bulan purnama ini akan terjadi di musim semi. Sementara di belahan Bumi bagian Selatan, bulan purnama ini akan terjadi di musim gugur.
Sama seperti Super Snow Moon, Super Worm Moon juga merupakan gabungan antara fenomena bulan purnama dan supermoon.
Supermoon adalah fenomena yang terjadi saat bulan berada pada perigee, atau titik terdekatnya dengan Bumi.
Baca Juga : Titan, Bulan Terbesar Milik Saturnus yang Disebut Bumi Kedua
Super Worm Moon akan terlihat bercahaya terang karena bertepatan dengan bulan purnama.
Worm Moon dan Harvest Moon
Apakah kamu tahu mengapa bulan purnama di bulan Maret disebut dengan worm moon?
Ini karena pada zaman dahulu, orang-orang menamai bulan purnama sesuai dengan keadaan musim.
Di belahan Bumi bagian utara, bulan purnama di bulan Maret disebut sebagai worm moon.
Worm moon ini menjadi tanda bergantinya musim dingin menjadi musim semi.
Bulan purnama ini diberi nama worm moon karena di waktu itu cacing-cacing tanah ulai muncul kembali ke permukaan tanah setelah musim dingin yang panjang.
Namun ada juga yang menyebut bulan purnama ini dengan nama lain, lo. Yaitu orang-orang yang tinggal di belahan Bumi bagian selatan.
Baca Juga : Yuk, Bantu Astronom Menamai 5 Bulan Baru Milik Jupiter! Begini Caranya
Penduduk Bumi bagian selatan menyebutnya bulan purnama di bulan Maret sebagai harvest moon.
Ini karena di sana bulan purnama ini menjadi tanda berubahnya musim panas menjadi musim gugur.
Ekuinoks Bulan Maret
Ekuinoks bulan Maret di Indonesia akan terjadi pada sekitar pukul 4.58 pagi WIB tanggal 21 Maret 2019.
Ekuinoks adalah peristiwa saat matahari tepat berada di garis ekuator Bumi.
Saat ekuinoks, jumlah waktu siang hari dan malam hari rata-rata akan sama, yaitu 12 jam.
Meskipun di Indonesia kita tidak terlalu merasakan perubahan. Karena setiap harinya rata-rata pembagian waktu siang dan malam negara di bawah ekuator adalah 12 jam.
Yang istimewa, negara yang terletak di bawah ekuator akan merasakan kulminasi.
Baca Juga : Fenomena Kulminasi Membuat Bayangan Tugu Monas Hilang, Cari Tahu, yuk!
Yaitu peristiwa di mana matahari berada di garis bujur kita berdiri. Yap, bayangan kita akan hilang, teman-teman.
Terakhir kali bulan purnama bertepatan setelah ekuinoks bulan Maret adalah tahun 2000, teman-teman. Apa kamu sudah lahir? Hihi..
Menurut ahli antariksa, bulan purnama akan kembali terjadi berdekatan dengan ekuinoks bulan Maret pada tahun 2030.
Baca Juga : Besok Akan Terjadi Ekuinoks, Banyak Bangsa Menantikan Fenomena Ini
Yuk, lihat video ini juga!
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | timeanddate.com,earthsky.org |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR