Bu Barclay lalu menyuruh Nona Morrison untuk berjalan duluan. Ia perlu bicara sebentar dengan pria bungkuk itu. Namun Nona Morrison tidak bergerak dari tempatnya. Ia tidak tega dan sangat khawatir jika harus meninggalkan Bu Barclay dengan orang asing itu.
"Tak usah takut. Pria ini adalah sepupuku yang hilang di medan perang.”
Itulah kata Bu Barclay untuk menenangkan Bu Morrison.
Wajah Bu Barclay saat itu masih amat pucat dan kata-katanya nyaris tak terdengar. Mungkin ia masih terkejut melihat saudaranya yang disangkanya telah meninggal di medan peperangan itu.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 5) Pertengkaran Pak Barclay
Nona Morrison sedikit lega. Ia akhirnya mengikuti permintaan sahabatnya itu. Ia melangkah pelan meninggalkan Bu Barclay dan pria bungkuk itu.
Nona Morrison lalu berhenti dan menunggu sahabatnya di tempat yang agak jauh.
Kedua sepupu itu bercakap-cakap beberapa menit. Bu Barclay lalu melangkah cepat menyusul Nona Morrison yang belum jauh dari tempat itu.
Raut wajahnya tampak sangat marah. Dia tak mengatakan sepatah katapun pada Nona Morrison sampai mereka tiba di depan pintu rumah Nona Morrison.
Di depan pintu rumah, Bu Barclay tak tahan menyimpan kemarahannya. Ia lalu meminta pada Nona Morrison agar tidak menceritakan pada siapapun tentang apa yang telah terjadi.
Pria itu adalah sepupu Bu Barclay. Nasib pria itu sangat malang semasa peperangan yang mengakibatkannya cacat.
Baca Juga : Cerita Misteri Anak: Takut
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR