Bobo.id - Setiap tahunnya, berdasarkan laporan International Coastal Cleanup dari Ocean Censervacy pada tahun 2018, jumlah sampah yang memasuki lautan ada sekitar 8 juta ton metrik.
Jumlah tersebut sangat besar untuk lautan kita, teman-teman, padahal jumlah ini hanya sampah yang memasuki lautan, belum termasuk sampah yang ada di darat.
Salah satu sampah yang banyak mencemari lautan adalah sampah plastik yang berbahaya bagi para penghuni laut.
Sebelumnya, Bobo sudah menjelaskan kalau para hewan laut sering salah mengira sampah plastik, terutama yang transparan sebagai makanan mereka.
Baca Juga : Bagaimana Sabun Membersihkan Kotoran di Tubuh Kita? #AkuBacaAkuTahu
Padahal, saat mereka memakan sampah plastik, hal ini bisa mengganggu pencernaan dan menutup saluran napas mereka, lo.
Karena mengganggu pencernaan, maka mereka tidak bisa memakan makanan sungguhan, yang berakibat hewan laut bisa mati.
Bukan hanya sampah yang mengancam lautan dan penghuninya, teman-teman, karena ada berbagai hal lain yang menjadi ancaman bagi lautan dan isinya.
1. Perjalanan Ekspedisi Laut
Transportasi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu transportasi darat, udara, dan laut.
Kapal laut komersial adalah salah satu transportasi laut yang biasanya digunakan untuk mengirim barang dari satu negara ke negara lain.
Lalu lintas kapal laut ternyata tanpa disadari menimbulkan ancaman untuk lautan, para penghuni laut, bahkan Bumi secara luas, lo.
Kapal laut yang melintas tidak jarang mengalami kebocoran bahan bakar yang kemudian membuang limbahnya ke laut.
Baca Juga : Dokter Memiliki Peralatan Palu Kecil untuk Pemeriksaan, Apa Fungsinya?
Tidak hanya mencemari air laut saja, hal ini juga mencemari udara melalui emisi sulfur dioksida.
Sedangkan bagi para penghuni laut, kapal-kapal ini diketahui sering menabrak paus atau mamalia laut lainnya.
Selain itu, suara kapal laut yang keras juga mengganggu sistem komunikasi hewan laut yang menggunakan sistem sonar untuk berkomunikasi.
Akibatnya, mereka bisa kehilangan arah navigasi yang membuatnya terdampar atau ketakutan yang kemudian berdampak pada sistem tubuh dan menyebabkan kematian.
Nah, untuk mengurangi lalu lintas kapal laut di lautan, kita bisa ikut membantu dengan lebih banyak menggunakan produk buatan lokal dibandingkan luar negeri, lo.
2. Minyak dan Gas
Dalam aktivitas sehari-hari, tanpa sadar kita sudah menggunakan minyak bumi, lo, teman-teman.
Mulai dari energi yang digunakan untuk menyalakan lampu atau bahan bakar kendaraan yang kita gunakan untuk berangkat sekolah.
Nah, cadangan minyak bumi ini banyak tersimpan di dasar laut dan untuk mengambilnya harus dilakukan pengeboran hingga ke dasar laut.
Padahal, pengeboran dan pencairan yang dilakukan untuk mendapatkan minyak bumi bisa merusak lingkungan laut, lo.
Baca Juga : Benarkah Sering Minum Es Membuat Kita Mudah Terserang Flu?
Salah satu contohnya adalah jika saat pengeboran minyak ada minyak yang tertumpah sehingga mencemari permukaan laut yang akan berdampak pada penghuni laut.
Ketika minyak bumi yang terdapat di tempat tersebut sudah habis, maka pengeboran minyak bumi akan berpindah dan dilakukan di tempat lain sehingga akan ada banyak area laut yang rusak.
Teman-teman juga bisa, lo, ikut mengurangi jumlah pengeboran minyak bumi.
Caranya adalah dengan mengurangi pemakaian bahan bakar seperti hemat listrik atau memakai transportasi umum untuk bepergian.
O iya, dengan menggunakan energi terbarukan, seperti listrik tenaga surya juga bsia mengurangi penggunaan minyak bumi.
3. Pengasaman
Karbondioksida yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia selain membuat laut semakin panas, akan membuat laut mengalami pengasaman, teman-teman.
Karbondioksida yang larut dalam laut akan membentuk asam karbonat, yang jika kadar asam ini meningkat, maka bisa mengganggu proses perkembangbiakan hewan laut.
Selain itu, ikan juga akan kesulitan mendeteksi predator atau pemangsanya dalam air yang kadar asamnya tinggi, lo.
Selama 200 terakhir, pengasaman yang terjadi sudah mengubah kadar kimia dalam laut yang berakibat air laut menjadi 30 persen lebih asam.
Baca Juga : Bayar Plastik Mulai 1 Maret, Bisakah Kita Hidup Tanpa Kantong Plastik?
Nah, agar proses pengasaman laut tidak menajdi lebih parah, kita bisa melakukan satu hal sederhana, lo, yaitu dengan membiasakan diri mematikan lampu yang sedang tidak digunakan.
Karena proses emisi karbon yang terjadi ketika kita menggunakan terlalu banyak listrik bisa menyebabkan meningkatnya pengasaman.
4. Perburuan Paus
Selama abad ke-20, banyak perburuan paus yang dilakukan dan hal ini tentu saja membuat populasi paus menurun secara drastis, teman-teman.
Padahal, paus menjadi salah satu predator utama yang ada di lautan.
Karena itu, selruuh dunia sudah melarang aktivitas perburuan paus sejak tahun 1986.
Tapi masih ada 3 negara yang menolak hal ini, teman-teman yaitu Jepang, Islandia, dan Norwegia dengan berbagai alasan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR