Bobo.id – Apakah teman-teman pernah mendengar istilah ekuinoks? Mungkin teman-teman yang menyukai astronomi pernah mendengarnya.
Pada Kamis, 21 Maret 2019 mendatang, akan terjadi fenomena ekuinoks di Bumi tempat tinggal kita ini.
Nah, ekuinoks adalah peristiwa saat Matahari tepat berada di garis ekuator Bumi.
Kata ekuinoks sendiri berasal dari bahasa Latin equinox, yaitu aequus yang berarti sama dan nox yang berarti malam.
Lalu, apakah fenomena ini berbahaya bagi Bumi dan kehidupan kita? Yuk, cari tahu di sini!
Baca Juga : Nama 6 Jajanan Khas Indonesia Ini Ternyata Singkatan, Pernah Makan?
Siang dan Malam Selama 12 Jam
Di negara-negara empat musim, siang hari akan lebih cepat dan malam hari akan terasa panjang saat musim dingin tiba.
Begitu juga sebaliknya, saat musim panas, siang hari akan terasa lebih lama dan malam hari akan lebih cepat.
Namun, hal ini tidak akan terlalu terasa di negara dua musim seperti Indonesia, teman-teman.
Baca Juga : Tak Sembarangan, Ini Menu Makanan Sehat bagi Para Pemain Sepak Bola
Nah, saat ekuinoks terjadi inilah, maka siang dan malam memiliki waktu yang sama, yaitu masing-masing 12 jam.
Jadi, misalnya Matahari terbit pukul 05.45 pagi, maka Matahari akan terbenam pukul 17.45 sore.
Hal ini terjadi di seluruh dunia, lo, baik itu di negara dua musim maupun negara empat musim.
Kenapa Bisa Terjadi Ekuinoks?
Ekuinoks terjadi karena Bumi berputar pada porosnya secara tidak lurus atau miring.
Yap, poros rotasi Bumi itu miring sekitar 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari.
Baca Juga : Hati-hati, 5 Kebiasaan Ini Membuat Daya Baterai Ponsel Cepat Habis
Akibatnya, ada fenomena di saat kutub utara Bumi condong ke arah Matahari. Hal ini disebut soltis Juni.
Begitu juga sebaliknya, ada fenomena soltis Desember di saat kutub selatan Bumi condong ke arah Matahari.
Nah, di antara dua fenomena soltis ini, Matahari juga akan berada tepat di atas ekuator Bumi.
Peristiwa inilah yang disebut sebagai ekuinoks. Sama seperti soltis, ekuinoks juga terjadi dua kali dalam setahun.
Kalau soltis terjadi pada musim dingin dan musim panas, ekuinoks justru terjadi pada musim semi dan musim gugur, yaitu pada Maret dan September.
Baca Juga : Gawat! 5 Warisan Alam Ini Terancam Punah, Salah Satunya di Indonesia
Ekuinoks Maret merupakan penanda awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.
Sedangkan ekuinoks September merupakan penanda awal musim gugur di belahan Bumi utara dan musim semi di belahan Bumi selatan.
Lalu, untuk yang tinggal di garis ekuator, ekuinoks Maret menjadi penanda awal musim kemarau, sedangkan ekuinoks September menjadi penanda awal musim hujan.
Baca Juga : Orang di Luar Asia Kebanyakan Tidak Bisa Jongkok, Ternyata Ini Penyebabnya
Ekuinoks Maret Tahun Ini
Nah, tahun ini, ekuinoks Maret akan terjadi pada Kamis depan, yaitu 21 Maret 2019.
Perlu teman-teman ketahui bahwa fenomena ekuinoks ini tidak berbahaya bagi Bumi maupun kehidupan kita.
Ekuinoks merupakan peristiwa yang biasa terjadi di Bumi ini sehingga teman-teman tidak perlu takut.
Baca Juga : Lakukan 3 Tips Ini saat Mengisi Daya Baterai Ponsel agar Lebih Awet
Tidak perlu percaya juga dengan berita-berita yang menyebutkan bahwa ekuinoks akan membuat suhu udara di Bumi menjadi panas.
Suhu udara di Bumi, termasuk juga di Indonesia, akan tetap sama seperti hari-hari sebelumnya, teman-teman.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Info Astronomy |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR