Bobo.id - Saat bulan puasa, kita bisa menemukan banyak orang yang menjual kolak pisang di pinggir jalan hingga di restoran.
Atau mungkin ada teman-teman yang minta dibuatkan kolak oleh ibu di rumah.
Kolak biasanya memiliki banyak isian selain pisang, nih, teman-teman, seperti ubi jalar, singkong, atau kolang-kaling.
Selain itu, kolak juga memiliki ciri khas, yaitu warna kuahnya yang berwarna cokelat dan rasanya yang manis karena campuran gula jawa.
Baca Juga : Kita Tengok Hidangan Tahun Baru di Berbagai Negara , Yuk!
Kalau biasanya kolak memiliki rasa yang manis, apakah ada teman-teman yang pernah merasakan makan kolak dengan rasa gurih dan mempunyai isian ayam?
Di Gresik, Jawa Timur, teman-teman bisa mencicipi kolak gurih dengan isian ayam yang disebut kolak ayam, lo.
Bahkan kolak ayam ini sudah menjadi salah satu warisan budaya Gresik, tepatnya di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, sejak tahun 1500, lo.
Bermula dari Sunan Dalem yang Jatuh Sakit
Kolak ayam bermula dari seorang wali yang menyebarkan agama Muslim, yaitu Sunan Dalem.
Pada 1540 lalu, Sunan Dalem melakukan dakwah di Desa Gumeno. Selain itu, beliau juga membangun sebuah masjid di daerah tersebut.
Sayangnya, setelah membangun masjid, beliau jatuh sakit, teman-teman.
Ternyata Sunan Dalem sakit untuk waktu yang cukup lama dan membuat para penduduk di daerah tersebut kebingungan mencari obatnya.
Baca Juga : Kota Ini Dipenuhi Angka 11, Bahkan Hanya Ada Angka 1 Sampai 11 pada Jam!
Kemudian, pada 22 Ramadhan 946 Hijriah, Sunan Dalem mendapatkan mimpi mengenai petunjuk obat untuk sakit yang dideritanya.
Dalam mimpi tersebut, Sunan Dalem mendapatkan petunjuk bahwa beliau harus memakan makanan dengan bahan dasar ayam jago berusia muda.
Setelah mendapatkan mimpi tersebut, Sunan Dalem memerintahkan para laki-laki dan para santri di Desa Gumeno.
Para laki-laki diminta untuk menyiapkan berbagai bumbu, seperti daun bawang merah, gula jawa, jintan, dan santan kelapa.
Sedangkan para santri diminta untuk mencari ayam jago.
Jadi Tradisi saat Bulan Puasa
Setelah semua bahan-bahan pembuat kolak ayam terkumpul, para warga bersama Sunan Dalem kemudian mengolahnya.
Ayam yang sudah dibersihkan dan direbus kemudian disuwir-suwir seperti membuat soto ayam dan kemudian dimasak dengan bumbu-bumbu yang sudah dikumpulkan.
Karena pembuatan kolak ayam itu berlangsung pada bulan puasa, maka Sunan Dalem memerintahkan para warga untuk pulang ke rumah masing-masing.
Sunan Dalem meminta mereka untuk kembali lagi saat waktu buka puasa tiba untuk bersama-sama menikmati kolak ayam.
Baca Juga : Unik, Kuliner Khas Surabaya Ini Bernama Lontong Balap! Mau Coba?
Sunan Dalem juga memerintahkan para warga yang kembali pada sore hari membawa nasi dan ketan yang akan dinikmati bersama dengan kolak ayam.
Nah, pada saat waktu berbuka puasa, para warga kembali ke masjid dengan membawa nasi dan ketan untuk menikmati kolak ayam ini.
O iya, kolak ayam ini disebut juga sebagai sanggring yang siambil dari kata sang atau raja dan gering yang berarti sakit.
Sejak saat itulah, tradisi makan kolak ayam ini dijadikan tradisi berbuka puasa bersama di masjid dan disebut sebagai "malem patlikur" atau malam tanggal 24.
Itu karena buka puasa bersama menggunakan kolak ayam ini dilakukan pada 23 Ramadhan.
Hanya Laki-Laki yang Memasak
Sampai saat ini, tradisi buka puasa bersama menggunakan kolak ayam masih terus dilakukan di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik.
Kolak ayam memiliki rasa yang hampir sama dengan kolak pisang, lo, yaitu rasa kuahnya legit atau kental, manis dari gula jawa, dan gurih dengan suwiran ayam di dalamnya.
Selain namanya yang unik, ternyata ada satu syarat yang juga unik saat memasak kolak ayam ini, teman-teman.
Baca Juga : Di Tiongkok, Kita Dilarang Melakukan 6 Hal Ini Saat Tahun Baru Imlek
Syarat tersebut adalah para juru masak yang terlibat dalam proses pembuatan kolak ayam ini seluruhnya haruslah laki-laki, baik tua maupun muda.
Proses memasaknya juga harus menggunakan kuali tanah liat dan bahan bakar yang digunakan harus api dari kayu bakar, nih, teman-teman.
Setiap bulan Ramadhan, tradisi buka puasa dengan kolak ayam atau sanggring ini selalu berlangsung di Masjid Jami' Sunan Dalem Desa Gumeno, yaitu masjid yang didirikan oleh Sunan Dalem.
Namun, tidak hanya warga Desa Gumeno saja, lo, yang ikut berbuka puasa di Masjid Jami' Sunan Dalem.
Penduduk dari desa lain juga ikut berbuka puasa untuk mempererat tali persaudaraan.
Namanya Bukan Berasal dari Kolak
Kolak ayam atau sanggring memang memiliki penampilan yang mirip dengan kolak pisang, teman-teman.
Meskipun mempunyai rasa dan penampilan yang mirip, penamaan kolak ayam ini bukan karena kemiripannya dengan kolak pisang, lo.
Baca Juga : Mohawk, Suku Indian yang Gaya Rambutnya Mendunia
Nama kolak ayam sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu kholaqul ayyam yang berarti mencari berhari-hari.
Itu karena untuk menghasilkan makanan kolak ayam yang merupakan obat untuk penyakit Sunan Dalem, para warga dan santri harus melakukan pencarian selama berhari-hari.
Wah, ternyata di Gresik, tepatnya di Desa Gumeno ada tradisi dan makanan yang unik dan berusia ribuan tahun, teman-teman.
Apakah ada yang sudah pernah mencoba mencicipi makan kolak ayam saat buka puasa di Masjid Jami' Sunan Dalem Desa Gumeno?
#AkuBacaAkuTahu
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR