Bobo.id - Seorang gadis remaja berusia 16 tahun bernama Greta Thunberg baru saja dinominasikan menerima hadiah penghargaan Nobel perdamaian, lo.
Keberhasilan Kak Greta hingga dinominasikan menjadi penerima Penghargaan Nobel Perdamaian ini didapatkan dari upayanya selama ini untuk melawan pemanasan global atau perubahan iklim, teman-teman.
Pemanasan global saat ini memang sudah menjadi perhatian banyak pihak di seluruh dunia karena efeknya yang mengancam ekosistem.
Efek yang ditimbulkan dari pemanasan global salah satunya adalah memanasnya suhu Bumi yang mengakibatkan es di kutub mencair hingga suhu air laut yang semakin menghangat.
Baca Juga : Ini Pulau Terpadat di Indonesia, Sampai Ada Rumah yang Dibangun di Atas Batu Karang
Ternyata Kak Greta yang masih berusia 16 tahun menjadi salah satu orang yang memperhatikan efek pemanasan global terhadap Bumi, lo.
Bentuk kekhawatiran Kak Greta terhadap pemanasan global ini kemudian ia perlihatkan dalam bentuk protes di tempatnya tinggal, yaitu Swedia.
Yuk, kita lihat seperti apa perjuangan yang dilakukan oleh kak Greta melawan pemanasan global hingga akhirnya bisa mendapatkan nominasi sebagai penerima penghargaan Nobel perdamaian!
Aksi Protes karena Pemanasan Global
Efek pemanasan global yang dirasakan di Swedia, negara tempat kak Greta tinggal, membuat ia mulai melakukan aksi protes.
Aksi protes ini mulai dilakukan oleh Kak Greta sejak bulan Agustus 2018 yang lalu di luar gedung Parlemen Swedia.
Setiap hari selama dua minggu, Kak Greta duduk di depan gedung parlemen dan membagikan kertas atau selebaran kepada orang-orang yang lewat di depan gedung parlemen.
Baca Juga : Gua Krubera, Dalamnya Setara dengan Ukuran Tinggi 7 Menara Eiffel
Isi dari selebaran itu menyatakan kalau Kak Greta melakukan aksi protes tersebut karena ia merasa bahwa orang dewasa dianggap tidak peduli pada masa depan anak-anak dengan membiarkan pemanasan global terus terjadi.
Dengan melakukan aksi protes di depan gedung parlemen Swedia, Kak Greta menginginkan agar pemerintah memperhatikan perubahan iklim yang terjadi sama seperti mereka memperhatikan masalah-masalah lainnya yang terjadi.
Aksi Kak Greta ini kemudian membuat banyak siswa sekolah dan penduduk Swedia berpartisipasi dalam aksinya terhadap pemanasan global.
Banyak yang Berpartisipasi
Setelah selama dua minggu melakukan aksi protes di depan gedung parlemen, ternyata banyak siswa sekolah dan penduduk lainnya yang mulai berpartisipasi dalam aksi Kak Greta, lo.
Para partisipan aksi kak Greta terdiri dari berbagai kalangan, teman-teman, mulai dari siswa sekolah, guru, hingga seniman.
Mereka menginginkan adanya tindakan dari pemerintah untuk segera menangani efek pemanasan iklim yang terjadi di Swedia.
Baca Juga : Uniknya Rumah Gua di Matmata, Pernah Jadi Tempat Syuting Film Star Wars, lo!
Aksi protes kak Greta ini dimulai dari musim panas di Swedia pada tahun 2018 lalu yang dianggap sebagai musim panas dengan suhu paling tinggi yang pernah terjadi di Swedia sejak 262 tahun yang lalu.
Selain suhu musim panas yang meningkat, kebakaran hutan yang terjadi di Swedia selama tahun 2018 juga meningkat, lo.
Pada bulan Juli 2018 yang lalu, Swedia dilanda lebih dari 60 kebakaran hutan setelah selama dua bulan udara negara tersebut menjadi sangat kering dan panas.
Meskipun setiap tahunnya Swedia selalu dilanda kebakaran hutan, tapi kebakaran hutan yang terjadi pada bulan Juli 2018 kemarin adalah kebakaran hutan besar yang pernah dialami Swedia.
Mendapatkan Nominasi Penghargaan Nobel Perdamaian
Karena banyak menginspirasi orang lain untuk ikut bergabung memerangi pemanasan global, Kak Greta baru saja mendapatkan nominasi untuk menerima Penghargaan Nobel Perdamaian, nih, teman-teman.
Dipilihnya Kak Greta sebagai calon penerima Penghargaan Nobel Perdamaian ini adalah atas usul dari tiga anggota parlemen atau pemerintahan Swedia.
Kak Greta dianggap pantas menjadi kandidat penerima Penghargaan Nobel Perdamaian karena usahanya untuk mengatasi pemanasan global bisa membawa perdamaian.
Salah satu anggeota parlemen, yaitu Freddy Andre Ovstegard berkata kalau Kak Greta sudah banyak melakukan tindakan dibandingkan orang lain yang tidak melakukan apapun.
Baca Juga : Pulau Surtsey di Islandia Tak Boleh Dikunjungi Wisatawan, Ada Apa, ya?
Dengan tidak melakukan hal apapun, maka bisa saja akan terjadi perang, konflik, dan bertambahnya pengungsi di banyak tempat.
Tiga anggota parlemen tersebut mengajukan nama Kak Greta sebelum batas waktu tanggal 31 Januari 2019 yang lalu.
Nantinya, pengumuman pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian tersebut akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2019, sedangkan penyerahannya pada bulan Desember 2019.
Selain Kak Greta, ada 300 kandidat lainnya yang bersaing untuk mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian, yang terdiri dari 223 individu dan 78 organisasi.
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Source | : | Kompas.com,The Guardian |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR