Bobo.id – Apakah teman-teman pernah merasa ingin sekali buang angin atau kentut padahal sedang berada di tempat umum?
Sebagian besar orang menganggap kentut di depan orang banyak merupakan sesuatu yang memalukan dan tidak sopan.
Apalagi kalau gas yang kita keluarkan itu menimbulkan suara dan bau yang tidak sedap.
Baca Juga : Bisa Ditanam di Rumah, 5 Tanaman Ini Ampuh untuk Mengusir Serangga
Kita pasti akan merasa tidak nyaman dan akhirnya terpaksa untuk menahan kentut.
Namun, menurut penelitian, ternyata menahan kentut itu tidak disarankan, lo.
Menahan kentut malah bisa berbahaya untuk kesehatan kita. Wah, apa yang akan terjadi, ya?
Baca Juga : Hati-Hati, Hindari Letakkan Ponsel di 5 Tempat Ini supaya Tetap Aman
Mengapa Kita Kentut?
Nah, sebelum menjawab pertanyaan tadi, kita simak dulu, yuk, penyebab kita kentut!
Kentut meruapakan aktivitas di saat kita mengeluarkan gas yang berasal dari sistem pencernaan.
Gas ini terbentuk karena tubuh kita melakukan proses pencernaan dan metabolisme tubuh.
Baca Juga : Besok, 21 Maret 2019, Akan Terjadi Fenomena Ekuinoks dan Supermoon
Saat kita makan, sistem pencernaan akan mencerna makanan yang masuk ke tubuh.
Makanan itu melewati berbagai macam organ tubuh hingga akhirnya sampai ke usus.
Nah, di usus besar, ada bakteri baik yang melakukan proses fermentasi pada sisa makanan.
Baca Juga : Benarkah Makan Makanan Pedas Sebelum Tidur Bisa Sebabkan Mimpi Buruk?
Proses fermentasi ini menghasilkan dua hal, yaitu gas dan asam lemak.
Asam lemak digunakan oleh tubuh untuk melakukan proses metabolisme sehingga meningkatkan sistem imun.
Sedangkan gas akan diserap lagi yang kemudian akan dikeluarkan melalui pernapasan dan juga kentut.
Baca Juga : Pupil Mata Kucing Sering Berbentuk seperti Garis Lurus, Apa Sebabnya?
Mengalami Gangguan Pencernaan
Tahukah teman-teman? Kalau kita menahan kentut terlalu lama, kita bisa mengalami gangguan pencernaan, lo.
Semakin kita banyak makan, semakin banyak juga gas yang ada di usus besar yang harus segera dikeluarkan.
Baca Juga : Yuk, Bandingkan Berat Badan Kita di Bumi dengan di Planet Lain!
Kalau tidak dikeluarkan, gas itu akan menumpuk di saluran pencernaan.
Akibatnya, gas itu akan terdorong ke atas sehingga menyebabkan perut menjadi terasa panas dan kembung.
Usus Akan Menggelembung
Selain gangguan pencernaan, menahan kentut juga bisa membuat usus kita menggelembung.
Baca Juga : Ada yang Tidak Bisa Menatap Mata Orang Lain saat Bicara, Apa Sebabnya?
Itu karena gas yang harusnya dikeluarkan malah menumpuk dan tertahan di usus.
Apalagi kalau di usus-usus kita sampai terbentuk kantong-kantong berisi gas, wah, bisa lebih gawat lagi.
Membuat Perut Bertambah Besar
Coba teman-teman meniup atau mengisi balon dengan angin.
Baca Juga : Serunya Peragaan Busana dan Perayaan 10 Tahun Gingersnaps di Indonesia
Semakin banyak angin yang dimasukkan, semakin besar ukuran balon itu.
Nah, sama seperti balon, perut kita juga akan semakin membesar kalau gas di dalamnya menumpuk.
Semakin Berbau Tidak Sedap
Akibat lain kalau kita menahan kentut terlalu lama adalah gas yang kita keluarkan akan semakin berbau tidak sedap.
Baca Juga : Tips Kembangkan Bakat, Salah Satunya dengan Ikut Ajang Pencarian Bakat
Gas yang dihasilkan oleh sistem pencernaan mengandung bau yang tidak sedap.
Itu karena gas itu merupakan hasil fermentasi dari semua makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Nah, semakin menumpuk gas di saluran pencernaan, baunya juga akan semakin terasa saat nanti dikeluarkan.
Baca Juga : Keren, Ini 7 Tempat Terbaik di Dunia untuk Melihat Keindahan Aurora!
Apa yang Harus Dilakukan?
Nah, itulah tadi beberapa akibat kalau kita menahan kentut terlalu lama.
Kalau teman-teman sedang berada di tempat yang ramai tapi ingin kentut, sebaiknya teman-teman langsung pergi ke toilet.
Kalau tidak ada toilet di sekitar, pergilah ke tempat yang sepi supaya tidak ada yang terganggu dengan kentut.
Baca Juga : Tak Hanya Digunakan, Sumpit Ini Juga Bisa Dimakan, lo! Apa Rasanya?
Lihat video ini juga, yuk!
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR