Bobo.id - Teman-teman pasti sudah pernah melihat makanan yang dibungkus daun pisang, bukan?
Daun pisang sudah jadi pembungkus berbagai makanan sejak dulu.
Di Indonesia, daun pisang digunakan sebagai pembungkus makanan seperti jajanan pasar atau nasi. Misalnya arem-arem, lemper, sampai gado-gado.
Seperti di Indonesia, tumbuhan pisang juga mudah ditemukan di Thailand, teman-teman.
Di sana, ada supermarket yang memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus, lo!
Daun Pisang Jadi Solusi Mengurangi Plastik Sekali Pakai
Biasanya, di supermarket sayuran atau buah dikemas dalam plastik pembungkus maupun styrofoam.
Di supermarket Rimping, Chiangmai, Thailand, sayuran tampak ditata dengan kemasan yang berbeda, nih, teman-teman.
Baca Juga : Styrofoam, Si Putih yang Mencemari Lingkungan
Di bagian rak sayur dan buah di supermarket Rimping, sayuran dan buah tampak dibukus menggunakan daun pisang, teman-teman.
Daun pisang ini digunakan untuk "mengikat" bagian bawah sayuran. Ada juga yang dibentuk seperti wadah pasung.
Pasung adalah wadah daun pisang yang berbentuk kerucut, teman-teman.
Baca Juga : Ada 40 Kilogram Sampah Plastik dalam Perut Paus Terdampar di Filipina
Keuntungan Membungkus dengan Daun Pisang
Daun pisang memiliki bentuk yang lebar serta tebal. Namun cukup lentur untuk membungkus sayuran dan buah tanpa sobek.
Di permukaan daun pisang, terdapat lapisan lilin yang berguna juga, lo!
Yap, lapisan lilin membuat daun pisang jadi pembungkus yang tahan air. Sehingga pembungkus ini tahan lama meski terkena kandungan air dari sayuran.
Selain itu, daun pisang ini mudah didapatkan karena tumbuh sepanjang tahun di tempat yang tropis seperti Thailand.
Wah, benar-benar ide yang keren, ya!
Mengapa Harus Mengurangi Plastik Sekali Pakai?
Sampah plastik sekali pakai ada banyak sekali, teman-teman. Mulai dari pembungkus makanan, sedotan plastik, botol plastik, alat makan plastik, dan banyak lagi.
Plastik sekali pakai membutuhkan waktu lama untuk bisa terurai.
Menurut NOAA, tas plastik membutuhkan waktu 10 - 20 tahun untuk terurai.
Bahkan, sebuah botol plastik membutuhkan waktu 450 tahun untuk terurai.
Baca Juga : Ini Dia Sea Squirt, Hewan Laut Berukuran Kecil yang Bisa Menyaring Plastik di Laut
Untuk bisa terurai kembali, sebuah benda membutuhkan proses penguraian.
Ada penguraian abiotik, yaitu lewat proses kimiawi atau fisik dengan bantuan air atau angin.
Ada juga penguraian biotik, yaitu penguraian karena organisme hidup seperti bakteri.
Bakteri kesulitan menguraikan sampah plastik. Karena atom-atom plastik terikat secara lebih rumit, teman-teman.
Ada juga jenis plastik yang tidak terurai, namun hanya jadi semakin kecil.
Nah, dibandingkan plastik, pembungkus seperti daun pisang lebih mudah terurai karena berasal dari tumbuhan.
Daun apalagi yang sering kamu lihat dijadikan sebagai pembungkus makanan?
Baca Juga : Australia Kurangi Pemakaian Plastik dalam 3 Bulan, Bagaimana Caranya?
Yuk, lihat video ini juga!
Jangan Sampai Salah, Ini Ciri Keju yang Masih Aman di Makan dan yang Harus Dihindari
Source | : | Goodtimes,Futurism |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR